Ada Bilik Asmara di Pengungsian Warga Terdampak Gunung Merapi, Khusus Suami Istri, Ini Syaratnya
Mengintip bilik asmara di tempat pengungsian di Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Ada dua ruangan.
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM- Warga yang terdampak status siaga Gunung Merapi kini tinggal di tempat pengungsian, termasuk tinggal di Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Tempat pengungsian tersebut ternyata dilengkapi dengan bilik asmara.
Ada dua bilik asmara yang disediaka oleh pemerintah desa.
Bilik asmara ini diperuntukkan kepada warga yang masih berusia produktif, dalam hubungan yang resmi, yang ingin melaksanakan kegiatan pribadinya.
Ada dua ruangan bilik asmara yang disediakan oleh desa.
Bilik berupa ruangan atau kamar berukuran 4 x 6 meter dengan kamar mandi dan alas tidur.
Kepala Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Risyanto, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dua bilik asmara untuk menampung warga dan tak mengganggu warga yang lain.
Warga dapat menggunakan bilik ini tetapi harus memakai surat yang resmi atau surat nikah.
Baca juga: BNPB Telah Evakuasi 1.831 Warga di Yogyakarta dan Jawa Tengah Antisipasi Erupsi Gunung Merapi
Baca juga: Gunung Merapi Siaga, 7 Tempat Wisata di Klaten Ditutup, Ini Daftarnya
Baca juga: Gunung Merapi Siaga, BNPB Salurkan 100.000 Masker di 4 Wilayah Zona Bahaya
“Bilik asmara ini kegunaannya nanti mengkover, saudara kita yang usianya masih subur dan tentunya harus memakai surat yang resmi."
"Surat nikahnya, sama isterinya, tak boleh dengan orang lain. Kita sediakan bilik asmara, dua bilik."
"Seandainya saja kita siapkan. Karena pengungsi tidak bisa diperkirakan mengungsi kapan selesainya."
"Seandainya ingin menggunakan dapat menggunakan bilik asmara ini. Tak mengganggu saudara yang lain,” katanya Minggu (15/11/2020) saat diwawancarai di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Risyanto mengatakan, bilik ini memang sesuai standar pengungsian dari BPBD, pihaknya tinggal menjalankan saja standar tersebut.
Fasilitas yang ada di dalam bilik adalah kamar mandi dan ruangan saja.
Kasur dan alas tidur saat ini belum ada dan akan dipenuhi nanti.
Ruangannya pun sederhana.
Ukurannya 4 x 6 meter.
“Memang standarnya dikasihkan itu. Kita tinggal menjalankan."
"Kamar mandi sama ruangan. Kasur dan lainnya menyusul. Masih sederhana."
"Karena gedung masih baru jadi. Nanti akan disiapkan. Lokasinya di dalam satu gedung."
"Bilik asmara dua dan di dalam ada kamar mandinya. Belum disediakan kasurnya. Masih seadanya,” ujarnya.
Meski sudah disediakan, bilik asmara ini masih belum dipergunakan.
Hal ini karena pengungsi masih sekitar lima persen dari jumlah warga.
Sebagian besar adalah kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, ibu hamil dan menyusui serta lansia.
Penggunaannya pun harus seizin dari pengelola.
Tentunya harus memiliki surat resmi nikah atau hubungan suami istri.
Baca juga: BPPTKG Yogyakarta Sebut Potensi Letusan Gunung Merapi Tak Akan Sebesar Erupsi 2010
Baca juga: Suhu Udara Terasa Lebih Panas, Benarkah Dampak Aktivitas Gunung Merapi?
“Belum dipergunakan. Karena baru lima persen dari penduduk sana. Pengungsi ini adalah mereka yang kelompok rentan."
"Kalau mau digunakan akan koordinasi dengan teman-teman di Krinjing, mana yang mau memakai itu. Tapi kita menjaga supaya aman. Ini buat teman-teman yang statusnya masih subur,” ujarnya.
Selain bilik asmara, pihak desa juga menyediakan fasilitas lain seperti ruang menyusui atau laktasi, kamar mandi yang berjumlah lebih dari 12 buah, bilik untuk tinggal pengungsi.
Ada posko kesehatan, keamanan dan dapur umum yang senantiasa melayani kebutuhan pengungsi.
“Di samping bilik asmara, juga ada tempat menyusui atau laktasi. Hal-hal lain yang belum terpenuhi menyusul."
"Kesehatan pengungsi juga ada posko. Posko keamanan. Semua kegiatan sudah dialokasikan dengan baik, ada manajemen yang mengatur. Posko masing-masing relawan dari krinjing dan deyangan di tempat masing-masing. Sehingga pengungsian tetap teratur,” katanya.
Jumlah pengungsi yang ada di Balai Desa Deyangan ini sebanyak 117 jiwa.
Mereka berasal dari tiga dusun dari Desa Krinjing. Pihak desa pun berupaya mencukupi kebutuhan pengungsi baik logistik maupun tempat tinggal yang layak.
“Jumlah pengungsi 117, meski ada yang pulang ke tempat keluarganya. Yang mengungsi di dalam kelompok rentan."
Kebutuhan logistik sampai saat ini cukup memadai. Kebutuhan untuk pengungsi dan dengan relawan tentunya,” pungkasnya.
(Tribunjogja.com | Rendika Ferri K)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Mengintip bilik asmara Tempat Pengungsian Warga Terdampak Gunung Merapi