Dua Tenaga Pendidik Terpapar Covid-19, Kampus Institut Seni Indonesia Solo Ditutup
Sejak Sabtu (21/11/2020) kemarin Kampus Institut Seni Indonesia Solo lockdown menyusul dua orang tenaga pendidikan terkonfirmasi positif Covid-19.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Sejak Sabtu (21/11/2020) kemarin Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Solo lockdown menyusul dua orang tenaga pendidikan terkonfirmasi positif Covid-19.
Pantauan TribunSolo.com, akses masuk kompleks Gedung Rektorat ISI Solo ditutup.
Pada sebagian titik terpampang spanduk bertuliskan 'Perhatian Pehatian Untuk Sementara Yang Tidak Berkepentingan Dilarang Masuk Kampus (Selama KLB Corona)'.
Sejumlah petugas keamanan berjaga di pos dekat gerbang masuk ISI Solo.
Humas ISI Solo, Esha Karwinarno mengatakan kedua tenaga pendidikan tersebut yakni teknisi yang berasal dari Boyolali dan tenaga administrasi dari Semanggi Solo.
Baca juga: Tujuh Orang Tewas Setelah Minum Hand Sanitizer Covid karena Kehabisan Alkohol dalam Pesta Miras
Esha mengatakan kedua tenaga pendidikan tersebut kini telah dirujuk ke rumah sakit rujukan.
"Teknisi masuk ke rumah sakitnya hari ini sementara tenaga administrasi dirujuk ke rumah sakit kemarin malam," katanya kepada TribunSolo.com.
Esha menuturkan kedua tenaga pendidikan tersebut tidak ada riwayat bepergian ke luar kota.
"Mungkin kontak dengan orang di sekitar tempat tinggalnya," tuturnya.
Selain itu, Esha mengungkapkan kedua tenaga pendidikan itu sudah beberapa hari tidak masuk.
"Itu karena kita pakai sistem oglangan ada yang work from office dan work from house," ungkapnya.
Pihak ISI Solo, lanjut Esha, akan segera mendata kontak erat dan dekat kedua tenaga pendidikan.
"Yang kontak wajib rapid test, kalau hasilnya reaktif nanti langsung uji swab," ucapnya.
"Satu lantai sudah diminta isolasi mandiri," tandasnya.
Dia menambahkan, dengan adanya kasus itu maka kampus melakukan lockdown terhitung sejak 21 sampai 28 November 2020 guna memutus mata rantai penularan Covid-19.
"Sudah dibuat pemberitahuan," terang dia.
Pemkot Pusing
Beberapa waktu lalu kasus Covid-19 sempat melonjak 106 orang, kini sehari ada 100 orang dinyatakan positif.
Ketua Pelaksana Harian Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani tak merinci 100 kasus tersebut datang dari kelurahan mana saja.
Baca juga: Doni Monardo: Lurah Petamburan Jadi Titik Awal Tracing Karena Positif Covid-19
Dikatakan, Pemkot Solo pun dibuat pusing atas penambahan fantastis tersebut.
"Sudah merata, satu Solo semua," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Jumat (20/11/2020).
"Semua klaster, semua tracing masuk semua," imbuhnya.
Ahyani yang juga Sekda Pemkot Solo pun tak membeberkan dominasi penambahan dari 100 kasus tersebut.
"Semuanya sudah rata," tegasnya.
Pemkot Solo tak berhenti mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Mengingat potensi penularan sudah semakin masif.
"Masyarakat kalau peduli, ya jaga kesehatan," imbau dia.
Baca juga: Menhub Ajak Generasi Muda Berinovasi di Tengah Covid-19 untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional
"Saat ini sudah tidak bisa disebut klaster lagi, hampir semua kelurahan ada," tegasnya.
Adapun penambahan 100 kasus tersebut, membuat angka kumulatif pasien positif di Kota Solo menembus angka 1919 kasus.
Rinciannya, 1.075 orang dinyatakan sembuh, 589 orang menjalani karantina, 168 orang tengah dirawat dan 87 orang dinyatakan meninggal dunia.
Tambahan 106 Kasus
Kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 Kota Solo melonjak per Minggu (15/11/2020).
Setidaknya ada 106 kasus tambahan tercatat pada hari ini.
Ketua Pelaksana Harian Satgas Pencegahan Covid-19 Kota Solo, Ahyani mengatakan, klaster keluarga mendominasi dalam penambahan kasus tersebut.
Mayoritas kasus tambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 merupakan orang tanpa gejala (OTG).
"Hasil tracing ada 81 itu dari 34 indeks kasus berbuntut, kemudian ada suspek naik kelas sebanyak 19 dan swab mandiri ada 6," kata Ahyani.
Ahyani tidak menampik tambahan kasus hari ini merupakan yang terbanyak selama 8 bulan terakhir ini.
Itu terhitung sejak penerapan status kejadian luar biasa (KLB) per 13 Maret 2020.
"Ini terbanyak selama 8 bulan terakhir, dua kali lipat. Kebanyakan OTG, yang paling dikhawatirkan suspek," ucap Ahyani.
Dengan meroketnya kasus Covid-19, Pemkot Solo kembali mewacanakan pengaktifan kembali rumah karantina Dalem Priyosuhartan dan Joyokusuman.
Baca juga: Update Corona Indonesia 20 November 2020: Total 488.310 Positif, 410.552 Sembuh, 15.678 Meninggal
Pengaktifan itu juga untuk meringankan tugas tenaga kesehatan dalam merawat pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
"Karena kalau rumah sakit merawat OTG kasihan tenaga medisnya," tuturnya.
Bila merunut Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Revisi ke-5, OTG diberi pilihan untuk menjalani karantina mandiri atau dirawat di rumah sakit.
"Kalau dirawat di rumah sakit, kita upayakan sampai negatif," ucapnya.
Guna menambah tenaga kesehatan dalam penanganan Covid-19, Pemkot Solo kini telah membuka rekrutmen tenaga pendukung.
"Kita beri imbalan sesuai dengan aturan, surat keputusannya baru diinvertaris," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Kampus ISI Solo Lockdown Mulai 21 November 2020, Imbas 2 Tenaga Pendidikannya Positif Covid-19