Penjual Keripik Beli Nmax Pakai Uang Koin Tabungan 4 Tahun, Ditabung dalam Galon Air yang Rusak
Pria asal Mamuju, Sulawesi Barat, itu rajin menabung uang koin pecahan 1.000 dan 500.
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Seorang penjual keripik bernama Solikhin (51) membei motor Yamaha Nmax dengan uang koin yang sebagian ia tabung.
Pria asal Mamuju, Sulawesi Barat, itu rajin menabung uang koin pecahan 1.000 dan 500.
Uang itu dari hasil berjualan keripik bersama sang istri selama empat tahun terakhir.
Solikhin saat ditemui di rumahnya depan kantor Bupati Mamuju menuturkan, uang koin itu ia tabung di dalam galon rusak.
Baca juga: Viral Video Pemuda Tiba-tiba Dibawakan Jas Hujan oleh Teman Sekolahnya saat Berteduh, Ini Ceritanya
Setelah dihitung jumlahnya mencapai Rp 6 juta.
"Selama ini kan motor saya sudah tua, Kharisma itu, sejak 2004. Sehingga kalau mau pulang kampung bingung. Saya berpikir coba-coba nabunglah, kumpulkan uang koin dari hasil jualan keripik pisang," kata Soklihin kepada tribun-timur.com, Kamis (3/12/2020).
Solikhin mengatakan setiap uang koin dari hasil jualannya mencapai Rp 10 ribu diikat lalu dimasukkan di galon.
"Akhir tahun ini saya buka Alhamdulillah ada Rp 6 juta isinya. Saya bersyukurlah cukup buat tambah-tambah beli motor. Sejak dulu memang niatnya beli Nmax, karena saya lihat keren," tuturnya.
Dikatakan, uang yang digunakan membeli motor semuanya dari hasil jualan kripik ubi, pisang, dan tempe yang telah dilakoni bertahun-tahun bersama istrinya.
Baca juga: VIRAL Video Pemuda di Puncak Gunung Sebut Ada Suara Gamelan, Pengunggah Tak Dengar saat di Lokasi
"Jadi saya kompak dengan istri nabung buat beli motor, biar kalau mau pulang kampung tidak kesusahan lagi, pikirnya juga nabung dari pada harus minjam bikin pusing nantinya," katanya.
Solikhin dan istri sama-sama lahir di Desa Sumberjo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polman, Sulbar. Orangtua mereka adalah transmigran dari Pulau Jawa.
Solikhin merantau ke Kabupaten Mamuju. Sebelumnya tinggal di Desa Kalonding, Kecamatan Sampaga, namun lima tahun terakhir pindah ke Kota Mamuju untuk mencari nafkah.
Mereka sudah mempunyai empat anak, dua orang di Jawa, Saeli dan St Aisyah dan dua di Pondok Pesantren di Toabo Mamuju, yakni Khoiru Rahmat dan Hendi.
Istrinya Soklihin, Sriati menambahkan, intinya adalah bersyukur dan harus berniat disertai dengan usaha.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.