Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aktivitas Kegempaan Gunung Merapi Menurun Sepekan Terakhir, Tidak Dilaporkan Terjadinya Lahar

Aktivitas kegempaan Gunung Merapi pada periode 27 November hingga 3 Desember 2020 menurun dibanding minggu lalu.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Aktivitas Kegempaan Gunung Merapi Menurun Sepekan Terakhir, Tidak Dilaporkan Terjadinya Lahar
Tribunjogja.com/Hasan Sakri
Gunung Merapi diabadikan dari Kalitengah Kidul,Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (4/12/2020). Sebulan sudah Gunung Merapi berstatus Siaga dan data aktivitas gunung berapi teraktif didunia tersebut juga terus meningkat. 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Aktivitas kegempaan Gunung Merapi pada periode 27 November hingga 3 Desember 2020 menurun dibanding minggu lalu.

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu," ujar Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, Jumat (4/12/2020) melaporkan dari hasil pengamatan aktivitas Gunung Merapi.

Dalam minggu ini, kata Hanik, kegempaan Gunung Merapi tercatat 236 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 2.128 kali gempa Fase Banyak (MP), 3 kali gempa Low Frekuensi (LF).

Ada 289 kali gempa Guguran (RF), 330 kali gempa Hembusan (DG), dan 11 kali gempa Tektonik (TT).

Deformasi atau pemekaran tubuh Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 11 cm/hari.

Hanik melanjutkan, pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 65 mm/jam selama 60 menit di Pos Kaliurang pada 3 Desember 2020.

Namun demikian, tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Berita Rekomendasi

Secara visual, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi hari.

Sedangkan siang hingga malam hari berkabut.

Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah hingga sedang.

Tinggi asap maksimum 600 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Selo pada 27 November 2020 pukul 05.50 WIB.

"Terdengar beberapa kali guguran dengan jarak luncur yang tidak teramati karena visual dominan berkabut," terang Hanik.

Hanik menambahkan, analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara pada 29 November terhadap 26 November 2020 tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak.

"Dari sektor barat laut profil topografi puncak terutama pada sekitar Lava1948 dan Lava1888 sedikit berubah karena aktivitas guguran yang terjadi," imbuhnya.

Baca juga: Gunung Merapi Siaga, Berikut Daftar Dusun yang Masuk Daerah Bahaya Terdampak Letusan

Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental tersebut, ungkap Hanik, maka disimpulkan terdapat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi, sehingga status aktivitas ditetapkan dalam tingkat aktivitas siaga.

"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif, dan awan panas sejauh maksimal 5 km," tandasnya.

Pengungsi Pulang

Sementara itu sebanyak 636 warga daerah rawan Gunung Merapi masih bertahan di lima titik pengungsian di Kabupaten Magelang, Selasa (1/12/2020).

Jumlah ini setelah terjadi pengurangan sebanyak 71 orang pengungsi.

Sebagian pengungsi pulang untuk mengikuti ujian sekolah, imunisasi balita, keperluan ternak dan lahan pertanian.

Gunung Merapi, 3 Desember 2020
Gunung Merapi, 3 Desember 2020 (Magma Indonesia)

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Selasa (1/12/2020) pukul 18.00 WIB, ada 636 jiwa yang ada di lima titik pengungsian.

Terjadi pengurangan 71 pengungsi dari Dusun Babadan II karena alasan yang disebut di atas.

Pengungsi dari Desa Paten terdiri dari Dusun Babadan 1 (286 Jiwa) di Gedung TEA Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan dan Dusun Babadan 2 (127 Jiwa) di Gedung TEA Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan.

Jumlah pengungsi dari Desa Paten sebanyak 413 Jiwa

Kemudian, Desa Krinjing terdiri dari Dusun Trono (24 Jiwa) di Gedung Balai Desa Deyangan Kecamatan Mertoyudan; Dusun Pugeran (42 Jiwa) di Gedung Balai Desa Deyangan Kecamatan Mertoyudan; Dusun Trayem (53 Jiwa) di Gedung Balai Desa Deyangan Kecamatan Mertoyudan. Jumlah pengungsi dari Desa Krinjing sebanyak 119 Jiwa.

Terakhir pengungsi dari Desa Keningar terdiri dari Dusun Banaran dan Dusun Gondangrejo (52 jiwa) di Gedung sekolah SDN 1 Ngrajek; Dusun Banaran, (52 Jiwa) di Kades Ngrajek.

Baca juga: Update Terkini Aktivitas Gunung Api Ili Lewotolok, Merapi, hingga Semeru per 3 Desember 2020

Jumlah pengungsi dari Desa Keningar sebanyak 104 Jiwa.

"Total ada 636 jiwa yang ada di lima titik pengungsian," ujar Kepala Pelaksana, Edy Susanto, Selasa (1/12/2020).

Pemkab Magelang terus berupaya mencukupi kebutuhan pengungsi selama di pengungsian.

Kebutuhan logistik, bilik dan makanan untuk pengungsi di tempat pengungsian dicukupi. Dapur umum disediakan di setiap tempat pengungsian. Kamar mandi dan lainnya.

Kegiatan-kegiatan dilaksanakan di tempat pengungsian agar warga tak bosan. Trauma healing, layanan gratis buat warga, bimbingan belajar untuk anak-anak. (Tribun Jogja/Maruti Asmaul Husna/Rendika Ferri K)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Pemekaran Tubuh Gunung Merapi 11 Cm Per Hari, Aktivitas Kegempaan Menurun

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas