Merintis Kampung Perca, di Sindang Sari Tajur
Tujuan pembangunan Kampung Perca, yakni menggerakkan ekonomi masyarakat berdasarkan potensi lokal
Editor: Content Writer
Mendapatkan uang bagi peserta, memang bukan tujuan utama. “Sebab yang terpenting adalah bagaimana terlebih dahulu membuat para ibu itu memiliki keterampilan,” kata Enny.
Hal itu pun disadari para peserta. “Ah saya mah belum terpikir kesitu (dapat penghasilan) sebab bisa belajar menjahit gratis saja saya sudah senang,” ungkap Warsinah, salah seorang peserta.
Itu pun menurutnya, gerakan ini sudah bisa membuat tetangganya tertarik bergabung. “Mereka tanya saya, boleh gak ikutan?,” lanjutnya.
Bukan tidak mungkin ibu-ibu yang lain ikut dalam gerakan ini. Tetapi menurut Enny, ada gilirannya. Di tahap awal ini ke-15 orang inilah yang akan dikembangkan. Mengingat tempat belajarnya juga terbatas kapasitasnya.
“Padahal ada diantara ibu-ibu ini yang terkadang harus membawa anak, sehingga belajar menjahit sambil mengasuh anak,” lanjutnya.
Diharapkan mereka bisa cepat mahir menjahit dan kelak bisa mengajar ke ibu-ibu anggota baru.
Perjalanan 4 bulan terakhir ini, mereka tidak hanya menghasilkan masker. Mereka juga sudah bisa menghasilkan keset, cempal, sarung bantal, taplak meja, ikat rambut kain dan membuat kain perca.
Menurut Enny, tahap berikutnya para ibu-ibu akan berlatih memotong kain dan menjahit baju. Ketika dikunjungi awal Desember kemarin, mereka sedang menggarap potongan kain perca dengan desain khusus, pesanan desiner Adrie Basuki.
Ini dukungan yang memang sangat berharga, sebab kreativitas dan kualitas hasil latihan ibu-ibu diharapkan bisa meningkat. Menyaksikan gerakan ini sudah berjalan, Mardianto bersyukur.
“Saya senang, niat saya bantu warga bisa terwujud dan kalau ada alat yang kurang akan saya carikan, juga tidak perlu bayar listrik,” katanya.
Bahkan lebih jauh lagi, gerakan ini didorong Ketua Dekranasda Kota Bogor, Yane Ardian, untuk bisa mewujudkan Sindang Sari sebagai Kampung Perca.
Menurut Yane, persiapan yang dilakukan bukan sekedar membangun infrastruktur, tetapi juga SDM-nya. Diakuinya, SDM di pelatihan kain perca HAS Sabilulungan sudah cukup baik.
Namun untuk me-launching Kampung Perca yang akan menjadi destinasi wisata baru di Kota Bogor, perlu tambahan kuantitas dan kualitas SDM-nya.
"Jumlah yang ada sekarang, bukan jumlah yang banyak untuk membuat Kampung Perca. Kita perlu lebih banyak SDM, lebih banyak pelatihan dan intervensi dari berbagai pihak. Ini yang kita siapkan sama-sama," jelas Yane.