Penyesalan Tante Tolak Antar Keponakan ke Masjid: Saya Menyesal, Sekarang Cibon Sudah Tiada
M Salbiyan (9) menjadi korban tewas terlindas Bus NPM tujuan Kota Padang-Bukittinggi.
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Seorang bocah bernama M Salbiyan (9) menjadi korban tewas terlindas Bus NPM tujuan Kota Padang-Bukittinggi.
Bibi korban, Meyza (35), mengungkapkan kesedihannya ditinggal oleh sang keponakan untuk selamanya.
"Setiap hari dia itu selalu dengan kami, di rumah neneknya di pelita sari, dia itu segala-gala bagi saya, teman di rumah, teman berantem, pokoknya kalau sudah minta sesuatu pasti merengeknya ke kami, "
Baca juga: Sempat Merengek Minta Diantar ke Masjid, Kini Bocah 9 Tahun Ini Tewas Terlindas Bus
Baca juga: Detik-detik Bocah 4 Tahun Tewas Terlindas Pikap Saat Menyeberang Jalan di Ciputat
"Kami memanggilnya Cibon alias Cino Kebon karena dia itu waktu kecilnya sangat putih, dan dia manggil saya kadang manggil bibi, kadang juga manggil buk Mey," katanya.
Diceritakan Mey, bahwa jumat kemarin, korban merengek padanya untuk minta diantar ke masjid yang berlokasi di Pelita Sari untuk melaksanakan sholat jumat.
"Namun saya menyesal karena tidak mengantarnya, hari itu, suami saya lagi sakit pinggang jadi saya lagi mengurus suami yang lagi sakit, dan dia kami suruh naik ojek, kami kasih dia uang untuk ongkos naik ojek ke masjid pelita sari, "
"Saya menyesal, karena tidak mengantar dia, sekarang Cibon kami sudah tidak ada, kami tidak menyangka dia akan pergi secepat ini, dia masih sangat kecil, "katanya.
Hal senada juga dikatakan Mahmudin (40) suami Meyza, dikatakannya bahwa beberapa hari ini kelakuan korban memang sedikit aneh.
"Dia tidak pernah-pernah manjat pagun rumah, sudah beberapa hari ini dia manjat, padahal sudah diomongin jangan manjat nanti jatuh tapi dia tetap manjat, dia memang agak nakal, tapi nakalnya ya nakalnya anak-anak kecil, "tuturnya.
Selain itu lanjutnya beberapa hari yang lalu, keponakannya tersebut meminum kopi, hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.
Baca juga: Petani 60 Tahun Ditemukan Tewas di Parit Sawah, Ternyata Kesetrum Jebakan Tikusnya Sendiri
"Sebelumnya ia minum kopi sampai habis, padahal sebelumnya, dia tidak pernah minum kopi, mungkin itu tanda-tanda ia kan pergi meninggalkan kami, hanya kami saja yang tidak menyadarinya, sekarang, rumah pasti akan sepi, karena tidak ada dia, kami sangat kehilangan dia, "katanya.
Dikatakannya bahwa ibu dan ayah Salbiyan sudah berpisah sejak lama.
"Jadi dia selalu main di rumah neneknya dan dengan kami, kami punya anak 1 yang juga sebaya dengan dia, dia ini anak bungsu dari lima bersaudara, dia dan kakaknya yang pertama laki-laki, tiga yang lainnya adalag perempuan, " katanya.
Ditambahkan direncanakan korban akan dimakamkan hari ini di TPU Pelita Sari.
"Namun setelah dari RS ini, korban akan kami bawa dulu kerumah duka di Pelita Sari , mungkin ada keluarga yang mau melihat dia yang terakhir kali, ibu dan kakaknya yang tadi mengalami kecelakaan juga masih di rawat, mudah-mudahan bisa segera pulang, karena sepertinya tidak mengalami luka parah, " tambahnya.
Sopir Tak Melihat
Sopir Bus NPM tujuan Kota Padang- Bukit Tinggimengaku tak melihat motor korban.
Hal ini diungkapkannya saat ditemui Tribunsumsel.com, Sabtu, (19/12/2020).
"Saya tidak tahu kalau di samping bus saya ada motor, karena tidak terlihat di spion bus yang saya kendarai, "ungkap Anto (33) Sopir Bus NPM BG 7210 NU jurusan Padang-Bukit Tinggi.
Dikatakan Anto, bahwa peristiwa tersebut terjadi secara mendadak dan tak pernah ia sangka.
"Saya tadi berangkat lewat jalan TOL, biar lebih hemat waktu, karena penumpangnya sudah full, makanya kami lewat kota, dan tiba-tiba saja peristiwa tersebut terjadi, kalau saya tahu ada motor, pasti saya akan ngerem atau berhenti, saya benar-benar tidak melihat, semua terjadi dengan tiba-tiba, " katanya.
Diberitakan sebelumnya M Salbiyan (9) tewas terlindas Ban Mobil NPM BA 7210 NU Jurusan Kota Padang-Bukittinggi.
Berdasarkan informasi yang berhasil Tribunsumsel.com himpun di lapangan, Sabtu, (19/12/2020) peristiwa tersebut terjadi di depan Terminal Kota Muaraenim, sekitar pukul 08.00 Wib.
Peristiwa tersebut berawal saat korban dibonceng oleh kakak kandungnya yakni Rivera Amelia (14) dengan menggunakan sepeda motor Honda Beat BG 5964 DAJ, korban dibonceng bersama ibunya Lastri (40) dimana posisinya saat itu korban duduk ditengah.
Menurut info sebelum kejadian korban berangkat bersama kakak dan ibunya dari rumah yang berlokasi di Pelita Sari hendak menuju Pasar Muaraenim.
Namun sesampainya di lokasi kejadian, kakak korban yang mengemudikan sepeda motor yang akan mengambil jalan lurus menuju pasar Muaraenim diduga berjalan terlalu ke kiri,
Dan disaat yang bersamaan mobil Bus NPM BA 7210 NU jurusan Padang-Bukit Tinggi yang dikemudikan Anto (33) warga Provinsi Sumatera Barat berjalan beriringan dan akan berbelok menuju arah Tanjung Enim, akibatnya tabrakan maut tersebutpun tak dapat dielakan. (TribunSumsel.com/Ika Anggraeni)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Sosok Bocah 9 Tahun yang Wafat Dilindas Bus NPM di Muaraenim, Sempat Merengek Minta Antar ke Masjid