Polisi Bersama Perbakin Mulai Sabtu Hingga Senin Akan Buru Ajag Pemangsa Puluhan Ternak di Kuningan
Kepolisian bersama anggota Perbakin Kuningan dan BPBD Kuningan melakukan pemetaan wilayah untuk memburu anjing hutan atau ajag di Kecamatan Cibingbin.
Editor: Adi Suhendi
Binatang ini berbeda dengan serigala.
Khusus di Indonesia, ajag ada dua jenis yaitu cuon alpinus javanicus dan cuon alpinus sumatrensis.
Keduanya merupakan anjing hutan asli atau endemik Indonesia yang mendiami pulau Sumatera dan Jawa.
Ajag termasuk salah satu binatang langka di Indonesia yang populasinya semakin menurun dan terancam kepunahan.
Diperkirakan populasinya di seluruh dunia hanya sekitar 2.500 ekor.
Pada 2004, IUCN Redlist memasukan ajag dalam status konservasi endangered (terancam punah).
Begitu juga dengan CITES, memasukkan ajag dalam daftar Apendix II.
Dalam bahasa Inggris anjing hutan ini disebut sebagai Dhole, Asiatic Wild Dog, India Wild Dog, dan Red Dog.
Baca juga: Makhluk Misterius Penghisap Darah di Kuningan Akhirnya Terungkap, Polisi Bersenjata Pun Mengejar
Sementara di beberapa daerah di jawa hewan ini dikenal sebagai `asu kikik` hal tersebut dikerenakan suara lolongannya terdengar jelas dan keras sedang suara salakannya terdengar lembut, seperti mendengking pendek berulang-ulang.
Ajag biasanya mempunyai panjang tubuh sekitar 90 centimeter dengan tinggi badan sekitar 50 centimeter dan berat badan antara 12-20 kilogram.
Ciri khas lainnya dari ajag adalah memiliki ekor yang panjang sekitar 40-45 cm.
Biasanya bintang ini memiliki bulu berwarna coklat kemerahan kecuali pada bagian bawah dagu, leher hingga ujung perut yang berwarna putih dan ekornya yang berwarna kehitaman.
Ajag biasa hidup berkelompok yang terdiri atas 5-12 ekor, bahkan hingga 30 ekor.
Namun pada situasi tertentu, anjing hutan yang langka ini dapat hidup soliter (menyendiri).