Heboh Butiran Emas di Sungai Alas, Warga pun Berbondong-bondong Jadi Penambang Dadakan
Bagaikan dapat durian runtuh, warga di sekitar Sungai Alas, Aceh Tenggara (Agara), sejak sepekan terakhir sedang gembira.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Bagaikan dapat durian runtuh, warga di sekitar Sungai Alas, Kabupaten Aceh Tenggara (Agara), sejak sepekan terakhir sedang gembira.
Bagaimana tidak satu persatu warga mereka mendapatkan rezeki nomplok akibat menemukan butiran emas yang mereka dulang di sungai itu.
Warga, baik laki-laki maupun perempuan, ramai-ramai turun ke sungai membawa wajan atau kuali yang biasanya digunakan untuk menggoreng.
Bukan untuk kamping, melainkan untuk mencari butiran emas.
Mereka tengah dihebohkan dengan temuan butiran emas di Sungai Alas.
Warga banyak mencoba peruntungannya menjadi pendulang hanya berbekal dengan kuali atau wajan. Bila mujur, sehari warga bisa mendapatkan Rp 1 juta.
Nilai yang tentu menggiurkan di tengah sulitnya ekonomi di masa pandemi Covid-19 ini.
Heboh emas itu menurut warga Lawe Penanggalan, Junada, saat ditanyai Serambi, terjadi sejak sepekan terakhir.
Baca juga: Harga Emas Antam Selasa, 5 Januari 2021: Stabil Rp 975.000 per Gram, Berikut Rinciannya
Dia sendiri ikut terlibat dalam pencarian emas itu, namun baru empat hari. Itu pun hasil yang didapat sudah cukup lumayan.
“Selama empat hari ini kita bisa dapat uang Rp 4 juta,” ungkap Junada, Minggu (3/1/2021).
Ini berarti, penghasilan sehari yang dia dapatkan dari pengcarian emas itu rata-rata sebesar Rp 1 juta.
Sementara warga lainnya yang ditanyai mengaku mendapatkan penghasilan yang lebih sedikit, berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 300.000 per hari, tergantung pada banyaknya butiran emas yang didapatkan.
Baca juga: Harga Emas Antam Sabtu, 2 Januari 2021: Naik Rp 4.000 per Gram, Berikut Rinciannya
“Biji emas yang kita dapat itu kita jual ke tukang pembuat emas di Pasar Pagi Kuta Cane,” imbuh warga.
Warga mengaku mencari emas dengan cara tradisional, yaitu dengan memilah butiran biji emas di antara pasir sungai menggunakan wajan atau kuali.
Keberadaan biji emas itu diakuinya sangat membantu masyarakat yang kini mengalami kesulitan ekonomi akibat wabah Covid-19.
Mereka turun ke sungai membawa serta keluarganya, baik yang masih remaja maupun anak-anak.
Anggota Komisi II DPRA, Yahdi Hasan, juga membenarkan hal itu.
Baca juga: Harga Emas Antam Selasa, 29 Desember 2020: Turun Rp 10.000, per Gramnya Jadi Rp 967.000
Yahdi merupakan anggota dewan dari daerah pemilihan (Dapil) 8 yang meliputi Aceh Tenggara dan Gayo Lues.
“Saat ini ada ratusan orang berbondong-bondong mendulang emas di Sungai Alas Desa Lawe Penanggalan,” ujarnya.
Menurut Yahdi, di daerah aliran Sungai Alas terutama kawasan Desa Lawe Penanggalan memang menyimpan potensi kandungan emas. Namun untuk memastikannya lagi, perlu dilakukan kajian atau penelitian.
Pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh.
Keberadaan butiran-butiran emas itu diakuinya sangat membantu masyarakat yang kesulitan ekonomi di tengah wabah Covid-19. Karena itu, sejauh masyarakat melakukan pencarian secara tradisional, hal itu bukanlah sebuah masalah.
Meskipun begitu, Pemkab Agara harus membuat aturan pembatasan sehingga aktivitas pencarian emas itu jangan sampai merusak lingkungan.
“Lahan-lahan pertanian warga juga bakal banyak yang terlantar karena warga sibuk mencari emas,” tambahnya.
Pihaknya mengaku akan membawa persoalan emas di Sungai Alas ini dalam rapat di DPRA.
"Kita akan sampaikan ke Ketua DPRA, Ketua Komisi II dan akan berkoordinasi dengan Dinas ESDM Aceh untuk duduk bersama membahas butiran emas di Sungai Alas," ujar Yahdi Hasan.
Sungai Alas atau dalam bahasa setempat disebut Lawe Alas merupakan sungai terpanjang di Aceh, yang melewati kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) terus mengalir sampai ke Samudera Hindia.
Sungai ini membentang di tiga kabupaten dan satu kota, yaitu Gayo Lues, Aceh Tengara, Aceh Singkil dan Kota Subulusalam.
Penyebutannya pun berbeda-beda. Di Gayo Lues bernama Aih Betotong atau Aih Agusen, di Aceh Tenggara disebut Lawe Alas, di Aceh Singkil dinamai Sungai Singkil, dan di Subulussalam bernama Lae Soraya.
Ketua DPRK Aceh Tenggara dari Partai Golkar, Denny Febrian Roza SSTP MSi, mengatakan, butiran emas di Sungai Alas Desa Darul Makmur- Lawe Penanggalan, Kecamatan Ketambe, adalah keberkahan dari Allah Di Tengah Pandemi Covid-19 yang melanda Aceh khususnya Aceh Tenggara yang berdampak terhadap perekonomian masyarakat.
"Butiran emas di Sungai Alas, warga mendulangnya secara tradisional menggunakan wajan. Ini merupakan lapangan kerja disituasi ekonomi rakyat sulit,"ujar Denny Febrian Roza SSTP MSi kepada Serambinews.com, Selasa (5/1/2021).
Menurut dia, aktivitas warga mencari emas di pinggir Sungai masih sangat sederhana dan tidak mencemari lingkungan. Jadi, tak perlu diawasi kalau hanya menggunakan alat tradisional.
Lanjutnya, setiap hari ratusan masyarakat dari berbagai daerah mendulang butiran emas di Sungai Alas didaerah. Ini merupakan peluang mereka dalam meningkatkan perekonomian dan menjauhi penyalahgunaan narkoba.
Karena, yang mendulang butiran emas bukan saja orang dewasa wanita maupun laki-laki. Namun, remaja bahkan anak-anak.(*)
(asnawi luwi)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Heboh Butiran Emas di Sungai Alas, Berbekal Kuali Warga Agara Rama-ramai Jadi Pendulang
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.