Pengakuan Anak yang Tega Bunuh Ibu Kandung, Kesal Dimarahi: Aku Jadi Ragu, Aku Anaknya atau Bukan
Seorang anak tega membunuh ibu kandungnya sendiri lantaran kesal kerap dimarahi oleh korban.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Syamsul yang selalu ngoceh tersebut juga mengakui dirinya mungkin tidak akan membunuh sang ibu jika tidak di dahului dibacok pada bagian kapala dan tangan.
"Aku diomongin anak tidak ada guna, lalu emak ambil parang dan membacok kepala saya saya tangkis pakai tangan lalu bacok lagi tangan tapi parang jatuh."
"Saya ambil parang saya bacok berkali-kali, tidak tau lagi berapa kali, pastinya mati, dak mungkin dak mati," katanya dengan nada tanpa penyesalan.
Lebih lanjut Syamsul mengaku, setelah selesai membunuh ibu kemudian ia membawa identitas KTP dan buku tabungan sang adik namun sebelum kabur Syarif Hidayat pulang.
"Adik bungsu nanya 'ngapo kamu ni kak' lalu ku jawab baru sudah bunuh emak kalu bukan emak kandung aku nian," ujarnya.
Syamsul membeberkan dirinya sempat mengeluh ke ibunya apakah anak kandung atau bukan dan sempat meminta uang ke ibu namun jarang dipenuhi.
"Jadilah selipkan duit Rp 10 ribu ke emak, untuk jalan nemui kawan jual dasar baju dipasar, aku minta belikan motor apo jadilah untuk aku tapi emak langsung marah nak kapak pakai parang."
"Kalau ibu dak kapak kepala tidak mungkin aku bacok, kalu lebih sepuluh kali sangking kesalnya aku, dio dak sayang samo aku," ungkapnya.
Seperti diketahui, Syamsul Bahri membunuh ibunya Nurhayati (63) dengan cara menggorok leher di dapur rumah mereka di Jalan KH Ahmad Dahlan Al Fatah Perumahan Griya Sejahtera Prabujaya Kecamatan Prabumulih Timur kota Prabumulih, pada Minggu (24/1/2021).
Baca juga: Gara-gara Warisan, Anak Tega Habisi Nyawa Ibu Kandung, Sempat Ancam Bunuh Adik sebelum Kabur
Harta Warisan
Kapolres Prabumulih AKBP Siswandi menegaskan pembunuhan dilakukan Syamsul Bahri (42) terhadap ibu kandung Nurhayati (63) disebabkan karena berebut harta warisan.
"Jadi berdasarkan hasil penyelidikan dan keterangan saksi, pembunuhan ini dilatarbelakangi atau motifnya karena harta warisan," ungkap Siswandi ketika diwawancarai usai menghadiri rapat di gedung Pemkot Prabumulih, Senin (25/1/2021).
Siswandi menjelaskan, pembunuhan itu bermula ketika orang tua pelaku menjualkan rumah lama milik keluarga seharga Rp 80 juta dan rencananya akan dibelikan rumah lagi.
"Bukan rumah sekarang yang ditempati tapi rumah lama, untuk apa dijual untuk beli rumah lagi dan ada sisanya.