Ini Pemicu Banjir di Kota Barabai Menurut Dosen Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat
Kejadian tahun ini menjadi banjir besar keempat yang melanda Martapura dalam catatan sejarah Banua dengan spasialnya lebih luas
Editor: Eko Sutriyanto
Wilayah Barabai dan Amuntai, adalah wilayah yang mengalami banjir secara berkala.
Bandjir tertinggi yang diamati di Barabai (pada 13 Januari 1928) hanya berlangsung kurang lebih 30 jam.
Sementara dalam koran Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indie, edisi 10 April 1929, koresponden menuliskan pengalamnnya tentang Banjir di Borneo bagian selatan.
Dalam perjalanan dengan mobil bersama seorang kenalan bisnisnya ke Hoeloe Soengei, setelah hujan deras selama beberapa hari di pegunungan.
Baca juga: Beragam Pertunjukkan Magis akan Hadir di Festival Dayak Meratus 2020, Lihat Jadwalnya!
Terlihat jelas di sana-sini dari jalan pos (Jalan A Yani sekarang) di berbagai ruas jalan antara Martapoera dan Rantau genangan besar bahkan tiga perempat meter dalamnya.
“Mobil-mobil lewat dengan barang-barang yang diperlukan dan penumpang harus didorong untuk melanjutkan perjalanan.
Cukup beruntung bisa melewati semua genangan air tanpa masalah dan tanpa bantuan warga kampung.
Sayangnya pada beberapa area aliran banjir yang mengalir dekat dengan jalan raya, jalan-jalan tersebut tidak dinaikkan tanggulnya selama bertahun-tahun untuk tetap bebas dari banjir di musim hujan, yang merupakan hambatan besar bagi ratusan mobil,” ungkapnya.