Dailami, Mantan Gubernur GAM Jadi Wabup Bener Meriah, Pernah Ditembak TNI hingga Jadi Tukang Becak
Dalam keadaan genting itu, anak Dailami yang berusia 6 tahun menangis dan memelas kepada aparat.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Serambi, Budi Fatria
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Dailami, mantan Gubernur GAM wilayah Linge kini menjadi Wakil Bupati Bener Meriah sisa masa jabatan 2017-2022.
Dulu saat Aceh berkecamuk dan diberlakukan darurat militer (DOM) tahun 2003, Dailami bersama istrinya pernah mengalami peristiwa kontak tembak dengan pasukan TNI.
Peristiwa yang nyaris merenggut nyawa dia, istri, dan anaknya itu, terjadi semasa dirinya masih bergabung dalam Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Tiga pasukan pengikutnya meninggal dunia saat peristiwa itu.
Sementara Dailami, meskipun timah panas menembus bahu sebelah kirinya, ia bersama istrinya Suryati dan anak laki-lakinya, Sholihin Candra yang saat itu berusia enam tahun, masih mendapat kesempatan menjalani kehidupan.
Kini, kisah mengerikan itu menjadi bagian dari sejarah hidup Dailami dan keluarganya.
Ditemui Serambiwiki.com setelah dilantik sebagai Wakil Bupati Bener Meriah, Jumat (12/3/2021), Dailami mengisahkan kenangan itu.
Dailami menuturkan, peristiwa yang nyaris merenggut nyawanya itu terjadi ketika pasukannya berpisah dengan pasukan GAM Batee Iliek yang dipimpin Darwis Jeunieb.
Dailami yang disapa Teungku Aci bersama enam pasukannya meninggalkan Jeunieb, Kabupaten Bireuen.
Mereka berjalan kaki menyeberang ke Bener Meriah.
Saat tiba di Desa Salah Sirong, Kabupaten Bireuen, Dailami bersama istri, anak, dan pasukannya naik ke arah Gunung Goh.
Mereka tidak mengetahui jika di kawasan Gunung Goh itu sudah ada pasukan TNI yang sedang mengintai pasukan GAM.
"Pagi itu sekira pukul 08.00 WIB, saya menyuruh seorang pasukan turun ke sungai mengambil air untuk dimasak," cerita Dailami kepada wartawan pada acara penobatan dirinya sebagai pemangku adat Gayo dalam acara Munek Ni Wakil Reje di Pendopo Wakil Bupati Bener Meriah, Jumat (12/3/2021).