Awal Mula Kericuhan Saat Kongres HMI di Surabaya, Peserta Emosi Aspirasinya tidak Diakomodasi
Para kader memang telah berulang kali memaksakan usulan yang membuat kongres berjalan lambat.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kongres XXXI Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berlangsung di Gedung Islamic Centre, Jalan Dukuh Kupang, Surabaya, Jawa Timur, berujung ricuh.
Para kader HMI peserta kongres itu mengamuk. Mereka membanting kursi dan memecahkan pintu kaca gedung.
Kericuhan itu bermula saat sejumlah kader memaksa seluruh Ketua Badko (Badan Koordinasi) HMI di daerah hadir pada kongres saat itu juga.
Namun, usulan itu tak disetujui mayoritas peserta pemilik suara sah.
"Ada beberapa peserta kongres yang emosi karena aspirasinya tidak diakomodasi peserta sidang," kata Ketua Umum Badko HMI Jawa Timur, Yogi Pratama saat dikonfirmasi pada Selasa (23/3/2021) malam.
Yogi mengatakan para kader tersebut memang telah berulang kali memaksakan usulan yang membuat kongres berjalan lambat.
"Teman-teman yang memperlambat kemarin itu minta ketua Badko se-Indonesia hadir ke lokasi. Tapi itu kan tidak mungkin hadir semua," kata Yogi.
Padahal kata Yogi, mayoritas Ketua Badko HMI di Indonesia telah hadir langsung di dalam kongres.
Dari total 20 Ketua Badko, 11 di antaranya sudah ada di dalam forum secara langsung. Sementara sisanya disebutkan berhalangan hadir.
Akibat ulah para peserta tersebut, kongres pun berjalan alot dan dengan tensi yang panas.
Mereka berulang kali mengajukan usulan. Alhasil, kongres pun terhenti beberapa kali.
Puncaknya mereka pun mengamuk. Beberapa orang membanting kursi hingga memecahkan pintu kaca di gedung tempat kongres berlangsung.
Peserta kongres lainnya pun lari berhamburan.
"Iya, ada (kaca) yang pecah itu. Itu pelemparan (kursi) dari dalam," kata dia.