Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KISAH Tobatnya Eks Komandan JI, Dapat Hidayah Lihat Polisi yang Dianggapnya Kafir Salat Tepat Waktu

Mantan (eks) komandan atau Ketua Jamaah Islamiyah (JI) Wilayah Mantiqi ke-III Asia Tenggara, Nasir Abbas membagikan kisah hidupnya.

Editor: Endra Kurniawan
zoom-in KISAH Tobatnya Eks Komandan JI, Dapat Hidayah Lihat Polisi yang Dianggapnya Kafir Salat Tepat Waktu
Tangkap layar kanal YouTube HARIAN SURYA
KISAH Tobatnya Eks Komandan JI, Dapat Hidayah Lihat Polisi yang Dianggapnya Kafir Salat Tepat Waktu 

Rencana Abbas untuk kabur dari penyergapan sore hari itu ternyata menemui jalan buntu.

Belasan anggota polisi berseragam ataupun tidak, mengepung kawasan permukiman tempat ia sembunyi.

"Diam jangan bergerak," ujar Abbas seraya menirukan pekikan suara parau nan lantang dari mulut petugas polisi yang mungkin berhari-hari tak tidur untuk mengintai dirinya, kala itu.

Abbas yang saat itu siap mati diterjang peluru polisi, malah makin kalap.

Bukannya menuruti perintah tersebut, ia justru nekat berjalan perlahan mendekati tempat berdiri keenam polisi yang tengah menodongnya dengan senjata berat jenis otomatis.

Lalu ia merampas senjata seorang anggota polisi. Dan pecahlah pergulatan antara keduanya.

Meskipun akhirnya Abbas bertekuk lutut, tercatat dua orang anggota polisi dikabarkan babak belur akibat bergulat melawannya.

BERITA TERKAIT

"Saat saya ditangkap, saya diborgol 3 pasang borgol, di kaki juga dirantai," ujarnya.

Baca juga: Kisah Remaja ABK Ditemukan Terkatung-katung Tanpa Busana di Laut, Kini Tak Punya Uang Untuk Pulang

Saat dirinya diamankan lalu dibawa ke Mabes Polri untuk diinterogasi sebagai buronan berbahaya. Abbas mengaku batinnya terus berkecamuk.

Bukan karena perjuangannya sebagai Anggota JI, pupus, setelah lebih dulu dibekuk polisi.

Namun, karena dirinya masih hidup dan tidak ditembus peluru petugas, dalam pergulatan penyergapan itu.

Abbas mengatakan, kala itu sebagai anggota JI, dirinya berprinsip lebih baik mati ketimbang harus ditangkap oleh aparat dari negara yang kafir.

"Saat itu saya merasa menyesal, kenapa saya tidak mati, padahal saya sudah berusaha. Kenapa Allah tidak biarkan saya mati? Padahal saya sudah berusaha melawan," tuturnya.

Di lain sisi, ungkap Abbas, dirinya mengaku tidak terima ditangkap oleh aparat atas dugaan keterlibatan aksi pengeboman yang dilakukan anggota JI lainya.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas