Lewat Jasa Tensi Darah Keliling, Kakek 70 Tahun Bisa Sarjanakan Anak hingga Jadi PNS, Ini Kisahnya
Kisah perjuangan dalam menjalani hidup datang dari seorang kakek Rahmat Ali.
Editor: Endra Kurniawan
Namun tidak bertahan lama, hingga akhirnya ia memutukan mencari pekerjaan lain ke kota lain.
Berbekal ilmu pendidikan kesehatan ketika sebagai honorer penyuluh kesehatan, ia memutuskan untuk berprofesi sebagai jasa tensi keliling.
Baca juga: Kisah Tobatnya Pecandu Narkoba di Solo, Sering Cekcok dengan Istri, Datangi BNN untuk Bersihkan Diri
"Waktu itu ketika awal menjadi jasa tensi keling, setiap orang memberi upah Rp 1.000, dan dalam sehari bisa menghasilan sebesar Rp 80 ribu," katanya.
Ia tidak mematok harga kepada para pelanggannya. Namun dari jasanya itu dia bisa mendapatkan uang sebesar Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu per hari. Tidak jarang ia menemukan orang yang tidak membayar jasanya tersebut.
Sudah hampir selama 40 tahun ia melakoni jasa tensi keliling.
Ia sudah berhasil menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi di Bandung.
Kini anaknya itu sudah menjadi guru dan telah diangkat sebagai ASN.
Baca juga: Kisah Gadis asal NTT yang Menderita Penyakit Kaki Gajah sejak Kecil, Butuh Tongkat untuk Berjalan
"Anak ada empat, dua laki-laki, dan dua perempuan, namun satu anak saya yang laki-laki meninggal. Sedangkan kedua anak perempuan sudah menikah dan dibawa suaminya. Alhamdulillah satu anak saya kin sudah menjadi guru," katanya sambil membereskan alat tensi yang sudah ia gunakan.
Kini hampir setiap hari dia membawa tas selempang dan tas warna berwana hijau di pinggangnya. Alat tensi darah dia genggam.
Tidak kenal lelah langkah demi langkah ia menyusuri permukiman warga hingga perkantoran yang ada di Kota dan Kabupaten Sukabumi untuk mencari warga yang ingin memakai jasanya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Pelihara 'Tuyul' Sejak 40 Tahun Lalu, Kakek Ini Mampu Sekolahkan Anaknya hingga Sarjana & Jadi Guru
(Tribunjabar.id/Fauzi Noviandi)