Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berkah Mahalnya Harga Cabai, Petani di Mojokerto Borong 50 Motor dan 2 Mobil, Ada yang Bangun Rumah

Dibalik mahalnya harga cabai di pasaran sekarang, membawa berkah tersendiri untuk para petani cabai di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Berkah Mahalnya Harga Cabai, Petani di Mojokerto Borong 50 Motor dan 2 Mobil, Ada yang Bangun Rumah
Tribunnews/Irwan Rismawan
Ilustrasi harga cabai di pasaran - Berkah Mahalnya Harga Cabai, Petani di Mojokerto Borong 50 Motor dan 2 Mobil, Ada yang Bangun Rumah 

TRIBUNNEWS.COM - Dibalik mahalnya harga cabai di pasaran sekarang, membawa berkah tersendiri untuk para petani cabai di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Mereka ketiban rezeki nomplok lantaran harga cabai yang melambung tinggi hingga tembus Rp 95 ribu per kilogram di
tingkat petani.

Bahkan para petani yang tinggal di Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto bisa memborong kendaraan.

Baik roda dua maupun roda empat tanpa kredit alias cash.

Kepala Desa Pucuk, Nanang Sudarmawan membenarkan adanya masyarakat khususnya petani cabai yang memborong kendaraan motor dan mobil hingga membangun rumah yang dibeli secara cash dari hasil panen cabai rawit.

Baca juga: Jenguk Anaknya di Lapas Klas IIB Mojokerto, Seorang Ibu Bawa Gorengan Tahu Berisi 10 Paket Sabu

"Kalau jumlah kendaraan yang dibeli itu setahu saya sampai saat ini ada puluhan sekitar 30-50 motor."

"Memang paling banyak motor Scoopy, ada juga motor PCX dan ada juga dua mobil," ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Minggu (28/3/2021).

Berita Rekomendasi

Menurut dia, paling banyak petani cabai yang memborong kendaraan motor tersebut berada di Dusun Pucuk yang wilayahnya lebih luas dan mayoritas penduduknya adalah petani cabai.

Setidaknya, ada lima dusun di Desa Pucuk yaitu Dusun Wotgaru, Dusun Pucuk paling besar, Dusun Brejel Lor, Dusun Brejel Kidul dan Dusun Kwarigan.

Dari jumlah penduduk di Desa Pucuk sekitar 1.100 KK (Kepala Keluarga) sekitar 95 persen bekerja sebagai petani yang rata-rata mempunyai lahan cabai.

Mereka menanam cabai di lahan persawahan pribadi dan sebagian manfaatkan lahan tanaman kayu putih milik Perhutani.

"Paling banyak ya di Dusun Pucuk itu petani cabai yang beli kendaraan, ada yang merenovasi atau membangun rumahnya dari hasil panen cabai," jelasnya.

Baca juga: FOTO Viral Ibu Terpaksa Melahirkan di Teras Puskesmas, Kadinkes Mojokerto Beri Penjelasan

Seorang pedagang memasukkan cabai rawit domba ke dalam kantong plastik saat melayani pembeli di los sayur dan buah Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (1/3/2021). Harga cabai di pasar tradisional Kota Bandung dalam dua pekan terakhir terus naik, terutama cabai rawit domba yang harganya melambung hingga 300 persen dari Rp 40.000 menjadi Rp 120.000 per kilogram. Sementara cabai rawit hijau harganya saat ini Rp 90.000 dari sebelumnya Rp 30.000 per kg, cabai merah keriting Rp 65.000 dari Rp 40.000 per kg, cabai tanjung Rp 60.000 dari Rp 40.000 per kg, dan cabai hijau Rp 50.000 dari Rp 40.000 per kg. Kenaikan dipicu minimnya pasokan akibat gagal panen atau busuk sebelum dipanen. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ilustrasi cabai (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Nanang menyebut harga cabai dalam masa panen di Dawarblandong tahun 2021 ini memang relatif bagus dan bertahan lama hampir 1,5 bulan.

Harga cabai rawit ditingkat petani dari Rp 50 ribu saat awal panen pada Februari yang terus merangkak naik hingga puncaknya mencapai Rp 90 ribu sampai Rp 95 ribu per kilogram.

Halaman
123
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas