Pertamina Siagakan Perawat 24 Jam di Pengungsian Korban Kebakaran Kilang Minyak Balongan
Pertamina menyiapkan satu dokter pada setiap pergantian shift dan 4 perawat yang siaga 24 jam di lokasi pengungsian.
Editor: Theresia Felisiani
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memastikan upaya penanganan terhadap warga terdampak insiden tanki T-301 di area Kilang Balongan yang meledak mendapat layanan medis yang sesuai.
Perusahaan mengklaim telah menyiagakan satu dokter pada setiap pergantian shift dan 4 perawat yang siaga 24 jam di lokasi pengungsian.
"Saat ini, Pertamina membuka Posko Layanan Kesehatan bagi pengungsi terdampak insiden Balongan yang berlokasi di Gedung Olah Raga (GOR) dan Lapangan Futsal Bumi Patra," kata SVP Corcom & Investor Relations Pertamina Agus Suprijanto melalui keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (31/3/2021).
Baca juga: Update Kilang Balongan, Pertamina: Dua Tangki Berhasil Dipadamkan
Di mana para tim medis yang diterjunkan merupakan gabungan dari Medical Pertamina RU VI Balongan, Rumah Sakit Pertamina Balongan dan RSP Klayan Cirebon.
Diketahui, Kilang minyak milik Pertamina itu meledak dahsyat pada Senin (29/3/2021) dini hari, setelah sebelumnya mengeluarkan bau limbah gas tidak sedap.
Dari keseluruhan warga yang terdampak kata Agus, terdapat 6 orang dirujuk ke Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP) di Jakarta untuk memperoleh perawatan lanjutan, dikarenakan mengalami luka berat.
Pihaknya juga telah menyediakan tempat khusus untuk para keluarga korban selama anggota keluarganya dalam perawatan.
“Salah satu langkah yang paling utama adalah memastikan penanganan pasien dampak insiden berjalan dengan baik," tuturnya.
Baca juga: Takut Terkena Corona, Korban Kebakaran Kilang Minyak Pilih Tidur di Emperan daripada Pengungsian
Menanggapi hal ini, Direktur RSPP Dr Syamsul Bahri menuturkan, pihaknya telah menyiagakan tim khusus untuk penanganan luka bakar yang akan melakukan penanganan medis berdasarkan SOP.
Lebih lanjut, RSPP juga telah berkomunikasi dan koordinasi secara intensif dengan dua Rumah Sakit Pertamina di Cirebon dan Balongan.
Itu dilakukan untuk menangani korban luka lainnya yang hingga saat ini masih berada di sekitaran wilayah kejadian.
“Kami akan mengupayakan perawatan terbaik untuk pasien dan mendapatkan penanganan yang tepat di masa-masa kritikal pada pasca kejadian, agar tidak jatuh pada keparahan yang lebih lanjut, sebelum pasien dirujuk ke RSPP,” tutur Syamsul.