Evakuasi Korban Bencana di NTT Terkendala Angin Kencang dan Ketersediaan Alat Berat
BPBD Kabupaten Flores Timur menjelaskan terkait kendala yang dihadapi dalam upaya melakukan evakuasi korban bencana banjir bandang.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BPBD Kabupaten Flores Timur menjelaskan terkait kendala yang dihadapi dalam upaya melakukan evakuasi korban bencana banjir bandang.
Ada pun beberapa kendala dihadapi yakni akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal.
Baca juga: Selain NTT, Siklus Seroja Diprediksi Akan Berdampak di Beberapa Wilayah Lain di Indonesia
Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat.
Peristiwa ini dipicu oleh intensitas hujan tinggi pada dini hari tadi, Minggu (4/4/2021), pukul 01.00 waktu setempat atau Wita.
Perkembangan terkini bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada Senin (5/4/2021), pukul 05.00 WIB, data sementara mencatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.
Warga hilang masih tercatat sejumlah 24 orang dan meninggal dunia 44. Sedangkan warga luka-luka, mereka telah mendapatkan perawatan medis.
Baca juga: Cuaca Ekstrem di NTT, Pertamina Siapkan Pola Distribusi Alternatif Salurkan BBM
Sebanyak sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak peristiwa ini.
Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).
Sedangkan kerugian materil masih tercatat rumah hanyut 17 unit, terendam lumpur 60, dan jembatan putus 5.
BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.