Update Korban Bencana Banjir Bandang di Flores Timur: 44 Meninggal, 24 Orang Hilang
BMKG merilis sebanyak 24 orang hilang dan 44 meninggal dunia dampak banajir bandang di Flores Timur.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BMKG telah merilis adanya dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem.
Satu di antaranya potensi curah hujan lebat dan angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada sepekan ini, 3-9 April 2021.
Hingga hari ini, Senin (5/4/2021), BNPB menerima informasi terkini dampak bencana di beberapa wilayah NTT.
Baca juga: BNPB Kirim Rapid Tes Antigen dan Masker untuk Korban Banjir Bandang Adonara Flores Timur
Perkembangan terkini bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada Senin (5/4/2021), pukul 05.00 WIB, data sementara mencatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.
Warga hilang masih tercatat sejumlah 24 orang dan meninggal dunia 44.
Sedangkan warga luka-luka, telah mendapatkan perawatan medis.
Sebanyak sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak peristiwa ini.
Kesembilan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).
Sedangkan kerugian materil masih tercatat rumah hanyut 17 unit, terendam lumpur 60, dan jembatan putus 5.
BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.
Beberapa kendala dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat. .
BPBD Kabupaten Flores Timur menginformasikan akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal.
Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat.
Peristiwa ini dipicu oleh intensitas hujan tinggi pada Minggu (4/4/2021), pukul 01.00 waktu setempat atau Wita.