Cerita Sakimin, Kakek 88 Tahun Jualan Bakso Sejak Era Soeharto, Titip Salam Buat Jokowi
Meski sudah tua renta, tetapi Mbah Min sapaan akrabnya juga sangat komunikatif dan asik diajak ngobrol.
Editor: Hasanudin Aco
“Yo kalau ada yang beli alhamdulillah kalau sepi alhamdulillah apa-apa hamdulillah rezeki sudah diatur gusti, saya ikhtiar saja,” ujarnya.
Sesuai dirinya berjualan dirinya selalu mendoakan para pembeli dan tidak menolak saat diajak foto oleh beberapa pembeli.
“Ahamdulillah, matur nuwun seluruh bangsaku rakyaktu pokoknya harus sehat, selamat panjang umur salam Pak Jokowi,” kelakarnya sembari berjualan.
Tak Mau Meminta-minta
Usia senja 88 tahun tak membuat Sakimin purna dari pekerjaannya seperti orang tua pada umumnya.
Di langkahnya yang renta, jalannya tak setegak kala muda, masih mampu mendorong gerobak untuk jualan.
Ya, sehari-hari Mbah Min sapaan akrabnya menjual bakso dengan gerobak di kawasan simpang lima Gladag, Jalan Mayor Sunaryo, Kecamatan Pasarkliwon, Kota Solo.
Kakek asli Wonogiri yang saat ini tinggal di Kampung Sewu RT 03 RW 04, Kelurahan Sewu Kecamatan Jebres itu tampak tekun sekali melayani pembeli.
Tak main-main, ternyata Mbah Min sudah berjualan bakso lebih dari 59 tahun.
"Dulu mulai jualan bakso sejak 1962 setelah pindah dari Wonogiri," aku dia mengawali cerita perjalannya kepada TribunSolo.com, Senin (19/4/2021) malam.
Sebelum nyemplung ke dunia kuliner yang khas dengan Wonogiri itu, dia di Solo menjadi buruh untuk mengumpulkan modal.
"Merantau ke Solo cari modal dulu ikut orang jadi buruh di pabrik," ujar dia.
Dia memulai berjualan bakso keliling saat harga satu porsinya hanya Rp 25 perak.
"Zaman dulu harga bakso mulai dari selawe (Rp 25), Rp 50 hingga Rp 1 ribu, tapi sekarang ya saya jual Rp 10 ribu," akunya.