Kreatifitas Bank Sampah Rukun Santoso di Klaten Olah Sampah, Lingkungan Bersih, Untung Diraih
Aktivitas memilah sampah di rumah sampah milik Bank Sampah Rukun Santoso ini sudah dilakoni oleh Sri Wahyuni sejak 2013.
Penulis: Daryono
Editor: Garudea Prabawati
Semakin banyak sampah yang berhasil ia pilah, semakin banyak upah yang ia terima.
“Ini sistemnya persenan. Kadang dapat Rp 100 ribu (per minggu), kadang lebih, kadang kurang. Tergantung banyak sedikitnya sampah yang dipilah,” ujar wanita 53 tahun ini.
Selain mendapat pemasukan dari memilah sampah, Sri Wahyuni bersama anggota Bank Sampah Rukun Santoso lainnya juga kerap diminta memberi pelatihan mengolah sampah menjadi kerajinan.
Tidak hanya di wilayah Klaten, permintaan pelatihan itu juga datang dari berbagai daerah di luar Klaten.
Sebelum ada pandemi Covid-19, Sri Wahyuni rata-rata memberi pelatihan dua kali dalam sepekan.
“Memberi pelatihan ini ada uang lelahnya. Kadang dapat Rp 25.000, kadang Rp 50.000. Saya tak mempersoalkan nilainya karena kami senang memberi pelatihan. Tapi, semenjak Corona ini, sementara (pelatihan) stop dulu. Sama pak Kades tidak boleh,” beber warga Karanglo Rt 03/01 ini.
Aneka Kerajinan Cantik dari Sampah Hasilkan Puluhan Juta Rupiah
Bank Sampah Rukun Santoso mengelola sampah yang berasal dari warga sekitar yang menjadi nasabah.
Seksi Kreasi Bank Sampah Rukun Santoso, Sri Kawuryani mengatakan sampah dikumpulkan oleh anak-anak muda di desa setempat yang keliling dari rumah ke rumah setiap hari Minggu.
Sampah rumah tangga ini sudah dipilah dari rumah masing-masing dan kemudian ditimbang.
Pembayarannya sesuai permintaan nasabah.
Baca juga: Pentingnya Peduli dan Edukasi Pilah Sampah
Ada yang langsung dibayar tunai, ada yang ditabung, ada pula yang ditukar sembako.
Selain sampah dari nasabah, ada pula sampah yang dikirim secara rutin dari sebuah perusahaan di Klaten.
Setelah dilakukan pemilahan ulang di rumah sampah, sampah dipisah menjadi empat kategori yakni sampah layak jual, layak kreasi, layak kompos dan layak buang.