Pesan Letda Munawir Korban KRI Nanggala-402 ke Putrinya, Semangat Wujudkan Cita-cita Jadi Taruni TNI
Duka mendalam tengah dirasakan oleh perempuan bernama Cica Yuemi. Ia baru saja kehilangan suami tercintanya dalam insiden tenggelamnya KRI Nanggala.
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Duka mendalam tengah dirasakan oleh perempuan bernama Cica Yuemi.
Ia baru saja kehilangan suami tercintanya dalam insiden tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala-402.
Cica merupakan istri dari Letda Munawir, salah satu anggota TNI AL yang bertugas di kapal selam berjuluk monster laut itu.
Saat dihuhungi Banjarmasinpost.co.id, Senin (26/4/2021) di Surabaya, Jawa Timur, melalui telepon selularnya, dia mengatakan, bersama anaknya ikhlas dan tabah menghadapi peristiwa yang dialami suaminya dalam musibah tersebut.
Cica sendiri merupakan warga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Baca juga: Pesan Terakhir Serda Eta Misnari Awak KRI Nanggala-402 pada sang Istri: Jangan Lupakan Salat
Suaminya Letda Munawir adalah anggota TNI AL berasal dari Rembang, Jawa Tengah.
Saat ini mereka menetap di Surabaya Jalan Keputih Utara No 94 A Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo.
"Bapak saya orang Sampit, sedangkan Ibu orang Jawa tetapi jualan di Sampit di Jalan Walter Condrat, Baamang Tengah, saya setelah menikah menetap di Surabaya," ujarnya yang tampak tegar saat menjawab pertanyaan wartawan.
Lebih jauh dia mengungkapkan, mereka punya rencana pindah ke Sampit dan berharap suaminya bisa ditempatkan di Pos TNI -AL Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
"Namun usulan tersebut sampai saat ini belum ada persetujuan, sehingga tetap bertugas di Surabaya," ujarnya.
Menurut Cica, terakhir dia pulang ke sampit setahun yang lalu sedangkan suaminya tiga tahun yang lalu, karena ada covid-19 sehingga mereka tidak bisa ke Sampit.
Baca juga: Penghormatan untuk 53 Awak KRI Nanggala-402 yang Gugur, Penghargaan hingga Bendera Setengah Tiang
"Kami sudah siapkan ruko untuk membuka usaha di Sampit, namun masih menunggu persetujuan saja," ujarnya.
Ibu beranak dua ini, mengaku, awalnya tahu musibah kapal selam hilang tersebut dari temannya dan terakhir bertemu suaminya Seminggu yang lalu.
"Saya dan anak-anak sempat kaget dan syok ketika mendapat kabar musibah itu, namun setelah banyak dapat nasehat dari keluarga dan teman, kami berusaha tabah menerimanya," ujarnya.