FAKTA Sarjana Unair Kalah dari Lulusan Paket C saat Seleksi Perangkat Desa, Ingin Buktikan Kebenaran
Sarjana Unair yang kalah dari lulusan Paket C saat seleksi perangkat desa di Gresik, awalnya hanya ingin mencoba membuktikan omongan orang.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Proses seleksi perangkat Desa Munggugebang, Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur, ramai dibicarakan.
Bahkan, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, turun tangan menangani kasus seleksi perangkat Desa Munggugebang.
Hal ini lantaran diduga ada keanehan dalam proses seleksi tersebut.
Seorang sarjana Universitas Airlangga (Unair) kalah dari dua peserta lainnya yang merupakan lulusan Paket C.
Dirangkum Tribunnews, berikut ini fakta-fakta sarjana Unair kalah dari lulusan Paket C saat seleksi perangkat desa:
Baca juga: SOSOK Sarjana Unair, Wildan Erhu Nugraha yang Kalah dari Lulusan Paket C saat Seleksi Perangkat Desa
Baca juga: KKP Gandeng Unair Ungkap Penyebab Terdamparnya Puluhan Paus di Madura
1. Nilai Terpaut Jauh
Sarjana Unair, Wildan Erhu Nugraha, mengikuti seleksi ujian untuk merebutkan posisi Kasi Pemerintahan Desa pada 1 Mei 2021.
Saat itu, Wildan bersaing dengan dua peserta lainnya yang merupakan pasutri lulusan Paket C, yakni Suparno dan Sri Danarti.
Dikutip dari Surya.co.id, Suparno diketahui merupakan mantan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Hasil dari ujian tersebut, Wildan mendapat skor 68, sementara Suparno dan Sri Danarti mendapat nilai 99 dan 100.
Tak diketahui, apakah keduanya mendapat skor tinggi karena paham soal pemerintahan desa atau karena hal lain.
2. Wildan Ingin Buktikan Kebenaran
Proses seleksi perangkat Desa Munggugebang hanya diikuti oleh tiga peserta, yakni Wildan Erhu Nugraha, Suparno, dan Sri Danarti.
Wildan menuturkan, tak banyak pemuda yang berminat untuk mendaftar menjadi Kasi Pemerintahan Desa Munggugebang.
Menurut mereka, kata Wildan, ada praktik jual beli jabatan dalam seleksi perangkat Desa Munggugebang.
Baca juga: Perjuangan Kamisih, Pedagang di Gresik yang Tuntut Kiosnya Dikembalikan, Sudah Menang di MA
Baca juga: Ditemukan di Kamar Mandi, Bocah 5 Tahun di Gresik Tewas Terbakar Akibat Bermain Korek Api
"Mereka sampai bilang percuma mendaftar, kalau yang menang yang punya uang."
"Sudah banyak isu yang beredar kalau dikondisikan," ucapnya, Rabu (5/5/2021).
Namun, alih-alih mundur, Wildan justru terdorong mendaftar untuk membuktikan hal tersebut.
Karena hasil ujian yang terpaut jauh, Wildan pun menduga seleksi perangkat desa hanya digelar sebagai formalitas.
"Hasil nilainya selisih jauh yang membuat warga bertanya-tanya," katanya.
3. Viral di Facebook
Ramainya pemberitaan soal seleksi perangkat Desa Munggugebang berawal dari unggahan foto hasil ujian yang beredar di Facebook.
Dalam foto itu, terlihat jumlah nilai Wildan Erhu Nugraha yang terpaut jauh dari Suparno dan Sri Danarti.
Satu di antara akun yang turut mengunggah adalah akun Facebook Mas Sigit.
"Seng nilai 100 coba dites dengan pertanyaan yang sama tp nomernya di acak, iso 100 mane opo gak ???" tulisnya.
(Yang nilaniya 100 coba dites dengan pertanyaan yang sama, tapi nomornya diacak. Bisa 100 lagi apa enggak?)
Baca juga: Kebakaran Toko Mainan di Gresik, Diduga Disebabkan Bocah Mainan Korek yang Juga Jadi Korban Tewas
Baca juga: Cewek Kos di Gresik Dikejutkan Adanya Sosok Pria Tak Dikenal dalam Kamar
4. Bupati Turun Tangan
Terkait ramainya kejanggalan seleksi perangkat Desa Munggugebang, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, turun tangan setelah ia memanggil Wildan Erhu Nugraha pada Jumat (7/5/2021).
Ia memerintahkan Inspektorat Gresik untuk memeriksa proses seleksi perangkat Desa Munggugebang.
Kepala Inspektorat Gresik, Eddy Hadisiswoyo, mengungkapkan proses pemeriksaan masih berlangsung.
Karena itu, pihaknya belum bisa berbicara banyak terkait proses seleksi perangkat Desa Munggugebang.
“Masih dalam pemeriksaan,” kata Eddy, Minggu (16/5/2021), dilansir Surya.co.id.
Meski begitu, Eddy enggan membeberkan siapa saja yang telah dipanggil terkait viralnya seleksi perangkat Desa Munggugebang.
Dampak dari viralnya seleksi perangkat desa, Suparno dan Sri Danarti hingga saat ini tak kunjung dilantik sebagai Kasi Pemerintahan Desa.
Baca juga: Cerita Mengharukan Dibalik Foto Anggota TNI Gendong Bocah Tertidur di Gresik
Baca juga: Pasangan Kekasih di Gresik Tertangkap Basah Bawa Sabu, Rencana Pernikahan Terancam Gagal
5. Harapan Wildan
Wildan Erhu Nugraha menyambut positif inisiatif Pemerintah Gresik dalam menangani dugaan kecurangan dalam proses seleksi perangkat Desa Munggugebang.
“Ada progress kemarin, camat mengambil keputusan menunda pelantikan pekan kemarin sebelum lebaran."
"Dan tim inspektorat melakukan investigasi lumayanlah,” ungkap Wildan.
Terkait ramainya soal proses seleksi perangkat desa, Wildan mengaku hingga saat ini tak mendapatkan teror atau ancaman terkait viralnya seleksi perangkat Desa Munggugebang.
Ia juga belum mendapatkan panggilan dari pihak desa.
“Pihak desa belum ada pembicaraan. Harapan saya, ada mediasi tetapi pihak desa belum ada (yang memberi informasi), dan sampai lebaran tidak ada pemanggilan ke kantor desa,” kata dia.
6. Sosok Wildan
Berdasarkan data di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), Wildan Erhu Nugraha merupakan sarjana Ilmu Sejarah Unair.
Ia memulai kuliahnya di Unair pada 2010.
Wildan kemudian dinyatakan lulus pada 2016, sesuai tahun yang tertera di nomor ijazahnya.
Kelulusan Wildan ditandai dengan diterimanya skripsi miliknya yang berjudul Peran Industri Manufaktur dalam Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gresik 1953-1988.
Diketahui, Wildan hingga saat ini berprofesi sebagai guru di sebuah SMA swasta di Gresik.
Mengutip situs resmi sekolahnya, nama Wildan telah terdaftar di sekolah tersebut sebagai satu diantara 93 orang guru.
Pada Pemilu 2020 lalu, Wildan Erhu Nugraha lolos seleksi wawancara untuk calon anggota Panitia Pemilihan Kecamatan pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Gresik.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Surya.co.id/Willy Abraham)