Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Nilai Kasus Orang Tua Dihasut Dukun Bunuh Anak Tak Berkaitan dengan Latar Belakang Pendidikan

Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel nilai kasus bocah yang dibunuh orang tua karena hasutan dukun tak berkaitan dengan pendidikannya

Penulis: Inza Maliana
Editor: Gigih
zoom-in Ahli Nilai Kasus Orang Tua Dihasut Dukun Bunuh Anak Tak Berkaitan dengan Latar Belakang Pendidikan
instagram/Tribun Jatim
Kasus dugaan pembunuhan terhadap bocah A di Temanggung, Jawa Tengah. Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel nilai kasus bocah yang dibunuh orang tua karena hasutan dukun tak berkaitan dengan pendidikannya 

"Sampai saat ini kita masih menggali terus bagaimana tingkat kenakalan dari saudari A."

"Tapi sementara dari saksi tetangga masih dalam kenakalan wajar seorang anak, jadi hanya karena pengaruh dari dukun tersebut," kata Benny.

Sang Dukun Sudah Beroperasi Lima Tahun

Di sisi lain, dua dukun, H dan B yang menyebabkan bocah A (7) meninggal dunia ternyata sudah lima tahun beroperasi.

Keterangan tersebut disampaikan oleh Sugeng, kepala Desa Bejen, Temanggung, Jawa Tengah.

Setiap saat H dan B berkeliling menawarkan jasa ilmu perdukunannya itu ke masyarakat Bejen.

Baca juga: Bocah 7 Tahun Tewas Akibat Ritual Perdukunan di Temanggung, Jasadnya Disimpan 4 Bulan di Kamar

Namun, berdasarkan pengakuan Sugeng tidak ada yang percaya, karena kemampuan H dan B belum terbukti sama sekali di mata masyarakat Bejen.

Berita Rekomendasi

"Ini kejadian luar biasa buat kami. Orang tua korban ini kan sebenarnya juga sama-sama korban.

"Memang dua orang H dan B ini yang bertanggung jawab atas kematian A," katanya, kepada Tribun Jogja, Rabu (19/5/2021).

Kasus dugaan pembunuhan terhadap bocah A di Temanggung, Jawa Tengah
Kasus dugaan pembunuhan terhadap bocah A di Temanggung, Jawa Tengah (instagram/Tribun Jatim)

Ia menambahkan, H dan B sudah membuka praktik perdukunan sekitar lima tahun.

"Sudah lima tahun mereka menjalankan praktik dukun. Ya hanya pengen kondang saja, diakui masyarakat. Tapi ya gitu, gak ada masyarakat yang percaya," tambahnya.

Ia pun mengetahui jika B dan H telah mempelajari ilmu perdukunan untuk mendapat pengakuan dari masyarakat.


Adanya kejadian ini, Sugeng selaku kepala desa mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dan selalu waspada apabila ada kejanggalan dilingkungan sekitar.

"Saya mengimbau masyarakat supaya hati-hati, baik itu dengan praktik supranatural atau sejenisnya. Karena dunia penipuan sedang marak sekali, dan kami sangat terpukul atas kejadian ini," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Maliana/Tribunjogja.com/Miftahul Huda)

Berita lain terkait Bocah 7 Tahun Meninggal karena Praktik Dukun

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas