Inilah Pentingnya Ruang Perawatan Intsensif untuk Bayi (NICU)
Setiap rumahsakit, apalagi di kota besar seperti Palembang, seharusnya dilengkapi dengan ruang perawatan intensif untuk bayi (NICU)
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG, TRIBUN - Ruang NICU atau neonatal intensive care unit merupakan ruang perawatan intensif di rumah sakit yang disediakan khusus untuk bayi baru lahir yang mengalami gangguan kesehatan.
Keberadaan ruang NICU ini tentunya sangat diperlukan di rumah sakit, khususnya bagi rumah sakit yang melayani persalinan.
"NICU merupakan perawatan intensif yang dikhususkan untuk bayi-bayi yang baru lahir," kata Dokter Spesialis Anak dr. Avyandita Meirizkia, SpA saat diwawancarai di Rumah Sakit (RS) Siloam Sriwijaya Palembang, Minggu (16/5).
Lebih lanjut ia menjelaskan, NICU itu kan kepanjangannya neonatal intensive care unit. Nah neonatal itu bayi baru lahir berusia 0-28 hari. Lalu intensive care unit itu bayi-bayi yang membutuhkan perawatan intensif setelah lahir.
"Yang disarankan ke NICU ini beragam, ada yang baru lahir langsung dirawat di NICU, atau bisa juga sudah pulang ternyata ada permasalahan terhadap kesehatan seperti ada gangguan pernapasan dan lain-lain," kata dr Dita.
Dokter Dita menjelaskan, untuk indikasi bayi yang harus dirawat di ruang NICU misal, bayi kurang bulan terutama dengan kehamilan di bawah 34 Minggu.
Sedangkan di atas 34 Minggu, kalau anaknya sehat, tidak ada permasalahan pernapasan, minumnya lancar maka tidak perlu di NICU, cukup di ruang perawatan yang biasa.
"Kalau untuk NICU ini biasanya untuk yang prematur. Selain itu bisa juga karena berat badan di bawah 1500 gram atau juga di bawah 2000 gram. Kalau di bawah 2000 gram, ini masih ada kemungkinan bisa di NICU atau di ruang perawatan biasa," jelasnya.
Lalu karena, ada permasalahan pernapasan yang membutuhkan peralatan seperti venilator atau alat bantu napas lainnya. Kemudian bisa juga bayi-bayi yang baru menjalani operasi. Jadi selesai operasi dia akan dirawat di NICU tersebut.
"Jadi biasanya yang di rawat di ruang NICU karena kurang bulan, ada infeksi berat diikuti gangguan pernapasan dan menelan. Lalu prematur, yang refleksi menyusui kurang bagus, sehingga butuh peralatan bantuan," katanya.
Menurut Dokter Dita, perawatan bayi ini ada tiga tempat perawatan. Level pertama perawatan nursery yaitu ibu dan anak dirawat bersama, biasanya anaknya bagus tidak ada tpermasalahan kesehatan.
Lalu untuk level dua dan tiga, kalau level dua itu cuma perawatan tapi tidak intensif. Misal cuma butuh antibiotik, atau baru keluar dari NICU maka akan diobservasi diruang biasa.
Kemudian untuk level tiga yaitu NICU ini dengan kriteria tadi, bisa masuknya karena masalah pernapasan, dan lain-lain. Paling banyak membutuhkan bantuan pernapasan.
"Ruang NICU ini sangat penting dan harusnya ada di setiap rumah sakit. Karena tidak seluruh bayi lahir dengan keadaan sehat, tidak seluruh bayi cukup bulan," kata dr Dita
Maka menurut dokter lulusan Unsri ini, penting sekali adanya ruang NICU. Misal ketika tahu bayi itu prematur maka bisa langsung ditolong dan dirawat intensif.
Kalau sepengetahuan dokter masih kurang nggak ruang NICU? memang sejujurnya masih kurang. Karena tidak semua rumah sakit ada ruangan NICU.
"Rumah Sakit yang ada ruang NICU seperti RS Siloam Sriwijaya, RSMH Palembang, RS Charitas, RS Hermina, RS Bari dan lain-lain, itu pun ruangan NICU nya tidak banyak," bebernya.
Kalau pasien banyak, satu pasien itu bisa dirawat sampai berminggu-minggu. Jadi memang lama keluar. Sebenernya kalau soal banyak itu musiman juga, kalau lagi banyak-banyak. Kalau nggak musim tetap ada tapi nggak banyak.
Menurut Dokter Dita, yang membuat kurangnya ruang NICU, karena perawatan untuk bayi yang masuk ke NICU ini bukan sekedar sehari dua hari melainkan cukup lama, biasanya berminggu-minggu bahkan sampai berbulan-bulan. Jadi kalaupun bednya banyak perawatannya juga lama, sehingga masih butuh yang lainnya.
Lalu bagaimana jika ada bayi yang direkomendasikan untuk ke ruang NICU, namun ruangan pada full?
"Kalau nggak dapat ruangan, maka cari di rumah sakit lain. Kalau nggak ketemu juga, maka akan dimaksimalkan bayinya di ruang neonatus atau di level dua," katanya.
Masih kata dokter Dita, masalahnya memang di ruang level dua ini tidak ada alat bantu pernapasan seperti ventilator. Kalau memang dibutuhkan mau tidak mau akan diobservasi semaksimal mungkin.
Dokter Dita menambahkan, anak prematur bukan berarti seluruhnya tidak bisa menjaga kehangatan. Kalau dengan usia kehamilan 34 Minggu lahir, maka sudah bisa menjaga kehangatan. Tapi kalau di bawah itu masih butuh perawatan inkubator.
"Kalau hanya butuh inkubator tapi tidak ada masalah dengan pernapasan biaa di ruang level dua. Biasanya yang terjadi masalah pernapasan diusia kehamilan 32 minggu kebawah uda lahiran. Kalau 34 itu reflek hisap, reflek mengatur suhu tubuh saja yang belum bagus. Sedangkan pernapasan sudah bagus," katanya.
Baca juga: Palembang Krisis Ruang NICU, Bayi-Bayi Antre 24 Jam
Menurut Dokter Dita, usia kandungan minimal 36 Minggu atau kalau cukup bulan 37 Minggu aman untuk lahiran.
Tapi bukan berarti kalau dengan usia kandungan 37 Minggu nggak terjadi gangguan pernapasan, tetap saja masih ada kemungkinan itu. Namun sifatnya hanya sementara. Tapi bisa juga misal ibunya infeksi, sehingga anaknya juga kena dari lahir.
"Kalau bayi setelah selesai di NICU tidak langsung dipulangkan, melainkan diobservasi di ruang level dua untuk dipersiapkan agar orangtuanya bisa mengurus anaknya di rumah. Misalnya memastikan anakknya bisa menyusui secara langsung," katanya.
Sementara itu untuk lamanya bayi di ruang NICU berbeda-beda. Kalau masalahnya nggak berat bisa dua hari. Kalau kurang bulan, ada masalah napas dan lain-lain bisa dua mingguan. Apalagi kalau masalah berat bedan itu butuh waktu lama, bisa berbulan-bulan.
Kalau kecil, berat 1800 bisa pulang ke rumah. Lalu anaknya nggak boleh kedinginan, jadi nggak pakai ac dan bisa pakai metode kanguru. Jadi ketika sudah bisa minum, tidak ada infeksi dan orangtuanya sudah bisa memberikan minum keanaknya bisa pulang.
"Naikin berat badan itu nggak cepat. Lalu paru-paru butuh waktu lama juga. Kemudian ada juga infeksi yang menyertai. Apalagi bayi prematur mudah dan rentan terinfeksi.
Kemudian kalau sering lupa napas akan di observasi 48 jam, kalau nggak lupa napas lagi baru pulang," katanya. (tim Tribun Sumsel)
Baca juga: Palembang Kekurangan Dokter Spesialis Anak