Jenazah Terpaksa Diangkut Pikap Padahal Sudah Bayar Ambulans, Keluarga di NTT Kecewa dengan RS
Cerita jenazah terpaksa diangkut dengan mobil pikap datang dari sebuah keluarga yang tinggal di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Editor: Endra Kurniawan
"Saya sebelumnya menolak saran keluarga. Masa kita pakai pikap? Apalagi sudah bayar jasa ambulans. Tapi karena tunggu sampai larut malam, terpaksa kita gunakan pikap," tambah Ruth.
Berdasarkan informasi yang diterima, lanjut Ruth, RSUD Larantuka memiliki ambulans dua unit.
Namun satu dalam kondisi rusak, yang beroperasi hanya satu dan digunakan untuk melayani pasien Covid-19.
Ia menyayangkan RSUD Larantuka hanya memiliki satu ambulans.
Baca juga: Dukung NTT Bangkit, Telkom Wujudkan Aksi Peduli IndiHome untuk NTT
"Rumah Sakit Larantuka hanya memiliki satu ambulans? Lalu digunakan oleh pasien umum dan pasien Covid? Pantas saja jenazah yang ditetapkan sebagai pasien Covid selalu menjadi polemik dan dipersoalkan. Inilah nasib rakyat biasa sudah bayar ambulans sekalipun tapi tetap tidak terlayani," ujarnya kesal.
Ia berharap kejadian yang menimpa keluarganya tidak dialami keluarga pasien lainnya.
"Saya berharap kejadian ini yang pertama dan terakhir, apalagi terjadi pada keluarga yang lain khususnya dari pulau. Apalagi peristiwa kematian terjadi di malam hari."
"Direktur RSUD seharusnya sadar bahwa ketersediaan sarana yang memadai harus dikonsolidasikan agar tidak mengorbankan nakes yang menjadi ujung tombak pelayanan," tandasnya.
Direktur RSUD Larantuka, dr. Sanny enggan berkomentar kejadian tersebut.
Ia menyarankan wartawan mewawancarai KTU RSUD.
"Langsung ke KTU. Saya di ruangan Asisten 1," katanya singkat, Kamis kemarin.
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Keluarga Benediktus Boli Hayon Kecewa Bawa Jenazah Pakai Pikap
(Pos-Kupang.com/Kanis Jehola)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.