Batik Solo, Masih Menjadi Asa dan Pesona di Tengah Pandemi Covid-19
Aroma khas lilin malam langsung menyapa saat memasuki sebuah industri batik rumahan di Kawasan Kampung Batik Laweyan, Solo.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Sri Juliati
Alpha menekankan bukan melulu soal profit semata, melalui Batik Toeli menjadi sarana pemberdayaan.
Kini 4 perajin batik penyandang disabilitas tersebut terus mengasah kemampuan, sesekali mereka juga menyumbangkan ide kreatif.
Baca juga: Leeteuk dan Yesung Super Junior Pamer Batik Rancangan Gubernur Jabar: Terimakasih Ridwan Kamil
"Esensinya Tuhan menciptakan kekurangan pada manusia diiringi dengan kelebihan yang dimilikinya, walaupun berkebutuhan khusus namun skill dapat ditingkatkan," ujar Alpha.
Hingga kini Batik Toeli banyak mengerjakan produk-produk fesyen batik, di antaranya kemeja, outer, tas, masker, dan masih banyak lagi.
Dan mengikuti arus pemasaran produk selama pandemi, Alpha mengaku produk karya perajin Batik Toeli bukan hanya dipasarkan lewat offline saja namun juga secara online.
Batik Toeli pun juga menjadi rujukan berbagai edukasi, beberapa kali mereka menerima kunjungan baik dari sekolah, hingga wisatawan asing.
“Terakhir kemarin kami dapat kunjungan dari pelajar dari Nusa Tenggara Timur (NTT), kami belajar Bersama, berbagi bersama,” tutur Alpha.
Pasar Klewer Berusaha Tak Limpung
Pagebluk Covid-19 memang menjadi tantangan banyak sektor, bukan hanya industri batik rumahan, namun juga bagi pasar tekstil terbesar di Surakarta, Pasar Klewer.
Pantauan Tribunnews.com di lapangan, Jumat (25/6/2021) suasana pasar masih aktif saat sore hari, sekira pukul 15.00 WIB.
Lipatan kain batik, piyama batik, kemeja resmi, bahkan aksesoris lainnya tersusun dan terpajang rapi.
Beberapa pembeli hikir mudik menenteng belanjaan mereka, ada yang menggunalan plastik, tote bag, bahkan koper.
Salah seorang pedagang Nila (45), pemilik batik Nola Mulia Los B 20 Pasar Klewer berbincang dengan Tribunnews, menceritakan jerih payahnya ahar tak limping dihantam pandemi.
Memang omset penjualan pedagang batik di sana turun drastis.
Baca juga: Apkasi Berharap Sandiaga Juga Perhatikan Pariwisata Non-Destinasi Prioritas