Pelaku Begal Payudara di Pedurungan Kota Semarang Masih Berkeliaran
Kota Semarang yang menyandang Kota Layak Anak (KLA) sudah seharusnya tak ada ruang bagi para predator seksual
Editor: Eko Sutriyanto
Pelaku begal payudara mempunyai badan gemuk dan berjenggot.
Selain itu, korban juga menggunakan sepeda motor berwarna merah untuk melancarkan aksinya.
"Dia saat itu juga tak pakai masker, saya baru satu kali saja melihat wajah pelaku," katanya.
Tak puas hanya menyasar satu korban, pelaku begal payudara juga memutar arah dengan melewati jalan Medoho Raya menuju Jalan Arteri yang masih di kawasan pemukiman tersebut.
Hanya berselang dua menit, pelaku melihat bocah perempuan siswi kelas 3 SMP berinisal R.
Pelaku lalu memarkirkan motornya di pinggir jalan.
Berbeda dengan aksi sebelumnya, pelaku melakukan aksi eksibisionis atau menunjukan alat kelaminnya ke korban.
Tak pelak korban yang sedang sendirian di depan rumah berteriak kaget lantas lari ke dalam rumah.
Menurut penuturan kerabat korban sedang syok akibat kejadian itu.
Sedangkan korban lainnya, Putri (19), bukan nama sebenarnya, mengatakan, masih satu tetangga dengan dua korban begal tersebut.
Dia di kawasan itu malah jadi korban pertama yang terjadi bulan Oktober 2020.
Ketika itu dia belum berani speak up lantaran trauma.
"Saya dengar tetangga saya ada yang jadi korban.
Saya lihat pelakunya sama yang melakukan hal itu.
Hanya beda motor saja," paparnya kepada Tribunjateng.com.
Dia mengatakan, untuk kronologi kejadian yang menimpanya ketika itu tengah duduk santai sore di samping rumahnya.
Untuk suasana lingkungan agak ramai.
Namun pelaku tetap nekat melakukan aksinya.
Awalnya pelaku melintas di depannya lalu memutar balik arah kendaraan.
Dikira hendak bertanya alamat, ternyata pelaku melakukan aksinya.
"Pelaku dengan santainya melakukan perbuatan itu," katanya.
Dia mengaku, sebenarnya pelaku bisa dikejar karena melakukan aksinya dengan santai.
Namun karena dia sangat syok dengan kejadian itu.
Bahkan dia tak bisa langsung berteriak.
Setelah pelaku agak jauh, dia mengaku baru bisa berteriak.
"Hanya bisa nangis ketika itu.
Syok banget dan pikiran blank ga tau mau ngapain.
Orang bilang kog ga dikejar ga dilempar sesuatu.
Kami korban bingung ketika kejadian karena berlangsung cepat," tutur mahasiswi negeri terkemuka di Semarang itu.
Dia mengungkapkan, pelaku memang memiliki ciri-ciri sama yang menyasar dua tetangganya.
"Pelaku bertubuh gendut.
Wajah dan helmnya sama," ucapnya.
Dia berharap, pihak kepolisian agar menindaklanjuti kejadian ini karena sangat meresahkan dan membuat korban trauma.
Selain itu, pesannya para perempuan agar berhati-hati dengan pelaku yang masih berkeliaran.
Dia saja yang berada di rumahnya sendiri dengan berpakaian sopan masih bisa jadi korban.
"Enggak betul korban pelecehan seksual karena salah perempuan pakai baju sexy.
Saya saja berpakaian di rumah serba tertutup bisa menjadi korban sehingga hati-hati bagi semua perempuan khususnya di Semarang," terangnya.
Pelaku begal payudara di Gang Ciptosari, Kalicari, ternyata memiliki kemiripan dengan pelaku yang beraksi di Gang Kalicari 3.
Dua lokasi itu masih dalam satu Kelurahan Kalicari, Pedurungan.
Untuk aksi di Kalicari 3 terjadi Senin (7/6/2021) pukul 17.28 WIB.
Korban menimpa pelajar kelas 2 SMP berinisial TM (14).
Kemiripan pelaku dilihat dari bentuk tubuh pelaku, motor, pelat nomor kendaraan, dan helm.
Modus pelaku sama yakni menyasar perempuan yang tengah sendirian di gang sempit.
Untuk korban TM (14) saat kejadian tengah berjalan sendirian dekat gapura gang Kalicari 3,RT 2 RW 3,Kalicari, Pedurungan.
Tiba-tiba dari arah belakang korban diremas di area dada oleh pria buncit dengan kaus bertuliskan Youtube Channel.
Beruntung korban sempat mengelak dan melarikan diri.
Ketua RT 2, Herman, menjelaskan, korban trauma selepas kejadian itu.
"Korban masih takut keluar rumah hingga sekarang karena takut dan trauma," paparnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (9/6/2021).
Dia menjelaskan, kronologi kejadian begal payudara bermula saat korban berjalan pulang ke rumahnya.
Korban baru saja membeli makanan ringan di warung yang tak jauh dari rumahnya.
Ketika berjalan pulang dari warung menuju rumah, saat itulah korban mendapatkan perlakuan asusila tersebut.
Untuk pelaku awalnya melintas mengendarai motor Supra 125 melalui pintu masuk gang dari arah barat menuju timur.
Melihat korban berjalan sendirian, pelaku memutar balik arah kendaraannya.
"Tiba-tiba tanpa rasa takut pelaku menyerang korban.
Tentu korban ketakutan," terangnya.
Dia menjelaskan, selepas melakukan aksinya pelaku lantas kabur ke arah barat atau jalan Supriyadi.
Kemudian membelok ke arah utara dengan melawan arus.
Korban memiliki ciri-ciri bertubuh buncit.
Mengenakan kaus hitam bertuliskan Youtube Channel.
Helm warna putih dengan motor Supra 125 pelat H5469AJE.
Berdasarkan pengamatan warga, pelaku bukan warga sekitar.
"Aksi pelaku sempat terekam kamera CCTV," ungkapnya.
Selepas kejadian itu, kata dia, sudah berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas dan Babinsa.
Diakui, keluarga korban tak melaporkan kejadian itu secara resmi ke pihak kepolisian.
"Bingung juga mau lapor takut repot dan mental korban terganggu," terangnya.
Sementara itu, warga setempat, Bambang menjelaskan, sempat melihat rekaman CCTV dan mendeteksi pelat nomor yang digunakan pelaku.
Dia lalu berinisiatif mengecek pelat itu di aplikasi Samsat Online Sakpole.
Hasilnya, terdeteksi motor berasal dari Demak.
"Harapannya polisi lekas bertindak kasihan korban karena trauma," paparnya.
Hingga berita ini ditulis Tribunjateng.com masih berusaha mengkonfirmasi ke pihak kepolisian. (Iwn)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Polisi Belum Bisa Tangkap Pelaku Begal Payudara di Semarang, Ini Kata Ketua RT