Misteri Pembunuhan Juragan Pakaian di Surabaya, Polisi Cari Mantan Karyawan Korban
Istri almarhum yang diduga tahu atau korban pernah cerita sebelum kasus terjadi, sudah diperiksa penyidik.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -- Polisi mulai mendapatkan titik terang misteri pembunuhan juragan pakaian di Surabaya, Slamet Mahmud (54).
Dua orang yang diduga mengeksekusinya telah teridentifikasi.
Ada beberapa versi yang diduga menjadi motif pembunuhan tersebut.
Terduga pelakunya juga sudah mengerucut pada beberapa orang dan sedang dilakukan pencarian.
Penyidik Satreskrim Polrestabes Surabaya yang terjun menangani tewasnya warga Gembong Sawah Tengah, Surabaya terus memelototi beberapa versi yang dikumpulkan di lapangan dan saksi.
Baca juga: Minta Pintu dan Jendela Rumah Ditutup, Camat di NTT Pamit Tidur, tapi Ditemukan Tewas Bunuh Diri
Istri almarhum yang diduga tahu atau korban pernah cerita sebelum kasus terjadi, sudah diperiksa penyidik.
Peristiwa berdarah di Pasar Kapasan, Kamis (22/7/2021) kemarin pagi, resmi dilaporkan oleh istri korban ke Polrestabes Surabaya.
Dalam peristiwa itu muncul beberapa versi mulai sakit hati antara korban dengan mantan karyawannya hingga peristiwa pembacokan yang dilakukan korban Slamet tahun 2013 lalu.
Menurut SM, salah seorang pedagang di Pasar Kapasan Surabaya mengungkapkan, Slamet pernah terlibat aksi pembacokan pada tahun 2013 lalu.
Baca juga: Fakta Kakek Penggali Kubur Dibunuh Keponakan di Medan, Pelaku Makan Malam Usai Habisi Nyawa Korban
"Korban ini pernah membacok orang. Nah dalam kasus ini tidak tahu apa ada hubungannya atau tidak," kata SM.
Dari dua motif yang diperoleh polisi, penyidik terus menggali informasi di lapangan untuk untuk siapa dua pria tak dikenal yang membacok korban.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Oki Ahadian menerangkan, penyidik telah mengidentifikasi dua pelaku pembacokan juragan toko pakaian di Pasar Kapasan Surabaya tersebut.
"Sudah kami identifikasi. Saat ini masih dalam pengejaran," ujar Oki, Jumat (23/7/2021).
Dari keterangan saksi, dua orang pelaku itu diduga mantan karyawan Slamet yang sakit hati.