Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pilih Dipenjara 3 Hari ketimbang Bayar Denda Rp 5 Juta, Asep Ditempatkan di Sel Isolasi Seorang Diri

Asep Lutfi Suparman, pemilik kedai kopi di Tasikmalaya, Jawa Barat, membagikan cerita pengalamannya dibui karena melanggar aturan PPKM Darurat.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Pilih Dipenjara 3 Hari ketimbang Bayar Denda Rp 5 Juta, Asep Ditempatkan di Sel Isolasi Seorang Diri
(TRIBUNJABAR.ID/FIRMAN SURYAMAN)
Asep Lutpi Suparman (23) bersama ibu kandungnya, Devianti (47) setelah keluar dari Lapas Kelas II B Tasikmalaya, Minggu (18/7/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Asep Lutpi Suparman (23), pemilik kedai kopi di Tasikmalaya, Jawa Barat, membagikan cerita pengalamannya dibui karena melanggar aturan PPKM Darurat.

Asep diketahui ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Tasikmalaya, pada Kamis (15/7/2021).

Tiga hari setelahnya ia pun bebas.

Asep mengungkapkan, ia ditahan di sel isolasi seorang diri.

"Kondisi di penjara, awalnya saya mau ditempatkan dengan para napi yang lain."

"Tapi terkait prokes, saya dikurung di sel untuk isolasi, saya sendiri," ungkap Asep saat menjadi narasumber di program Mata Najwa, Rabu (21/7/2021).

Asep (23), pemilik kafe, pelanggar tipiring PPKM darurat di Kota Tasikmalaya, yang memilih dikurung ternyata diperlakukan sama dengan narapidana lain. Rambutnya dipotong pendek serta wajib memakai baju bertuliskan warga binaan.
Asep (23), pemilik kafe, pelanggar tipiring PPKM darurat di Kota Tasikmalaya, yang memilih dikurung ternyata diperlakukan sama dengan narapidana lain. Rambutnya dipotong pendek serta wajib memakai baju bertuliskan warga binaan. ((tangkapan layar video amatir/ tribunjabar.id))

Baca juga: Pertanyakan Dasar Hukum Istilah PPKM, Cak Sholeh: Semestinya Pakai PSBB atau Karantina Wilayah

Dikutip dari tayangan YouTube Najwa Shihab, Asep mengaku sel isolasi tersebut tak layak untuk ditempati.

Berita Rekomendasi

"Memang sel isolasi itu ya tidak layak lah untuk ditempati," ungkapnya.

Diketahui, Asep terpaksa memilih kurungan tiga hari ketimbang membayar denda Rp 5 juta.

"Karena bagi saya denda Rp 5 juta sungguh besar, saya nggak bisa bayar."

"Pendapatan saya tiga hari nggak mungkin sampai segitu," ungkapnya.

Baca juga: Viral Puluhan Warga Ambil Paksa Janazah Corona di Deliserdang, Mamakku Sakit Jantung Bukan Covid

Asep diputus bersalah melanggar aturan PPKM Darurat setelah kedai kopi miliknya di Jalan Riung Asih, Kecamatan Cihideung, Tasikmalaya terjaring razia karena buka melebihi batas waktu pukul 20.00 WIB.


Asep diketahui menjalani sidang virtual yang dilakukan Pengadilan Negeri Tasikmalaya, Selasa (13/7/2021).

Kini, kedai kopi Asep sudah kembali buka, namun tak melayani makan di tempat alias dine in.

"Alhamdulillah udah buka, tapi kita hanya melayani take away dan delivery order," ungkapnya.

Asep mengaku ada hikmah yang ia dapat setelah viral di media sosial.

"Alhamdulillah kalau hikmahnya ada, cuman saya tuh naik-naik penjualan pas dibantu sama anak-anak komunitas, sama penjual lainnya, dengan live di sosial media, dengan tujuan membantu pengusaha yang terdampak PPKM," ungkapnya.

Baca juga: Evaluasi PPKM, Wapres Minta Pemda di Jabar Awasi Aktivitas Niaga Agar Tak Timbul Klaster Covid-19

Pendapatan Turun Drastis

Asep mengungkapkan, pendapatannya turun drastis dalam masa PPKM.

"Sebelum PPKM (sehari) bisa dapat 800 (ribu) sampai 1 juta lebih, sekarang dapet 100-200 (ribu) saja sulit," ungkapnya.

Asep berharap, aturan PPKM dapat dilonggarkan untuk para pedagang.

"Bisalah diberi kelonggaran untuk pedagang-pedagang yang jualannya kaya di sisi jalan, bisa lah untuk makan di tempat dengan kapasitas dikurangi dan prokes lebih ketat," harap Asep.

Berita terkait Virus Corona

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas