Profil Kapolda Sulawesi Utara yang Turun Tangan Selesaikan Kasus Casis Bintara, Rafael Malalangi
Berikut ini profil Irjen Pol Nana Sudjana, Kapolda Sulawesi Utara yang turun tangan selesaikan kasus casis bintara Polri, Rafael Malalangi.
Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
Kisah Rafael Malalangi yang gagal lolos jadi casis Bintara Polri pertama kali diketahui dari akun Facebook, Christofel Tumalun.
Kompolnas Desak Telusuri Kasus Salah Input.
Kompolnas mengkritisi kasus hilangnya nama pemuda asal Minahasa Sulawesi Utara, Rafael Malalangi yang sempat dinyatakan lulus dalam seleksi calon Bintara 2021.
Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto menyampaikan pihaknya telah mengklarifikasi kasus tersebut kepada Polda Sulawesi Utara.
Baca juga: SOSOK Rafael Malalangi, Pemuda yang Gagal jadi Bintara karena Namanya Hilang dari Daftar Kelulusan
Diduga, ada salah input nilai bidang jasmani dalam kepesertaan calon Bintara 2021.
"Untuk kasus di Polda Sulut, sudah dilakukan klarifikasi dan penjelasan bahwa terjadi salah input nilai bidang jasmani sehingga peserta yang merasa nilainya salah input mengajukan protes. Setelah dicek bersama peserta lainnya akhirnya terbukti bahwa memang salah input nilai," kata Benny saat dikonfirmasi, Jumat (30/7/2021).
Menurutnya, salah input nilai jasmani inilah yang membuat nama Rafael yang sebelumnya dinyatakan lulus kemudian berubah menjadi tidak lulus.
Ia menyampaikan ada human eror yang dilakukan oleh panitia seleksi calon bintara 2021.
Namun, Benny mendorong penelusuran lebih lanjut apakah ada motif lain di balik kasus ini.
"Karena sudah terlanjur diumumkan maka peserta yang tadinya sudah dinyatakan lulus akhirnya terkoreksi menjadi tidak lulus. Ini menyangkut human error sehingga perlu dicek kembali, apakah murni salah input atau ada faktor lain," jelasnya.
Baca juga: Anggota DPR Ini Akan Surati Presiden dan Kapolri Sikapi Hilangnya Nama Calon Bintara yang Lulus
Di sisi lain, pihaknya mengharapkan Polri untuk segera berbenah agar kasus serupa tidak terulang lagi dan membuat kegaduhan di publik.
"Diharapkan kedepan perlu dilakukan pengecekan berjenjang dan berulang supaya dipastikan tidak ada salah input atau salah jumlah dari masing-masing komponen penilaian," tukasnya.
(Tribunnews.com/Daryono/Igman Ibrahim/Sri Juliati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.