Bentrok Bersaudara Gara-gara Rebutan Kayu di Kawasan Terlarang Suaka Margasatwa Rawa Singkil
Luka bekas pukulan kayu juga diderita Awaludin (36), abang dari Eko Handayani. Tulang tangan Awaludin remuk terkena pukulan kayu.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SINGKIL -- Perkelahian berdarah delapan orang yang masih bersaudara di Singkil Aceh menyebabkan seorang tewas.
Eko Handayani (27) tewas digebuk dengan kayu serta luka-luka senjata tajam.
Penyebab peristiwa ini karena rebutan lapak penebangan pohon di hutan kawasan Lae Treup, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil.
Kawasan hutan ini ternyata masuk dalam kawasan saka margasatwa.
Hal tersebut diketahui berdasarkan informasi dari berbagai sumber yang dihimpun Serambi, Kamis (12/8/2021).
Baca juga: Bentrok Keluarga di Aceh Singkil yang Menewaskan Eko Diduga Dipicu Perebutan Lokasi Pengambilan Kayu
Hasil penelusuran Serambi juga terungkap bahwa lokasi perkelahian maut yaitu hutan kawasan Lae Treup, masuk dalam Suaka Margasatwa Rawa Singkil.
Masuk ke kawasan itu harus menggunakan perahu menelusuri sungai Singkil, dari permukiman penduduk Teluk Rumbia dan Rantau Gedang, Kecamatan Singkil.
Sekitar 45 menit naik perahu ke arah hulu sungai di sebelah kiri ada sungai kecil yang di pintu masuknya terdapat gapura besi bertuliskan Suaka Margasatwa Rawa Singkil.
Sungai kecil itu bernama Lae Treup alur masuk ke Suaka Margasatwa Rawa Singkil.
Baca juga: Perkelahian Maut 8 Penebang Pohon Yang Masih Saudara di Singkil, Eko Tewas Bersimbah Darah
Amatan Serambi saat masuk ke Suaka Margasatwa Rawa Singkil, sekitar setahun lalu, di dalamnya terdapat pondok pencari lele, bunga vanda hookeriana, orang utan, serta aneka jenis pepohonan besar dan kecil.
Penjabat (Pj) Keuchik Rantau Gedang, Irwansyah Rizal, kepada Serambi, kemarin, mengatakan, perkelahian diduga kuat akibat perebutan lokasi pengambilan kayu.
Irwansyah menceritakan, dalam hutan ada satu lokasi pengambilan kayu yang jalan masuknya dari sungai kecil Lae Treup.
Baca juga: Dua Warga Aceh Singkil Menghilang dan Tak Diketahui Nasibnya
Menurut Keuchik, Eko Handayani--warga desanya yang meninggal dunia dalam bentrok berdarah-- itu membuka jalan menuju lokasi pengambilan kayu (warga setempat menyebutnya sebagai lapak atau anca).
Sementara Bangun Angkat--korban luka parah--membuka jalan dari sisi lain.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.