Tersangka Sebut Pemukulan terhadap Zidan Bagian 'Tradisi' Senior ke Junior di PIP Semarang
Zidan Muhammad Faza (21) taruna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang yang meninggal dunia usai dipukuli oleh 5 orang seniornya
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng Iwan Arifianto
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Senior PIP Semarang, Caesar memberikan keterangan palsu kepada polisi terkait meninggalnya Zidan, juniornya.
Terungkap alasan pengeroyokan bukan lantaran senggolan motor melainkan adanya tradisi antara senior dengan juniornya.
Tubuh tinggi kekar kelima taruna PIP Semarang tampak lesu saat di Kantor Polrestabes Semarang usai ditetapkan sebagai tersangka, Jumat (10/9/2021).
Mereka adalah Aris Riyanto (25) warga Dawung, Sugihan, Toroh, Kabupaten Grobogan, Andre Arsprilla Arief (25) Tembiring, Bintoro, Demak, Albert Jonathan Ompu Sungu (23) anak dari Kornel Ompusuhu mecantumkan alamat di Mes Sumatera, Wonodri, Semarang Selatan.
Lalu Caesar Richardo Bintang Samudra Tombolon (22) Mojosongo, Jebres, Surakarta dan Budi Darmawan (22) warga Wonosari, Ngaliyan, Kota Semarang.
Mereka kini harus berhadapan dengan hukum sebab telah menganiaya junior mereka yakni korban bernama Zidan Muhammad Faza (21).
Baca juga: Staf Khusus BPIP Soroti Kasus Bocah Korban Pesugihan: Bertentangan dengan Pancasila
Impian kelima tersangka untuk segera di wisuda lenyap akibat tersandung kasus tersebut.
Seorang tersangka Aris Riyanto mengaku, kesepakatan pembinaan kepada junior atas kesepakatan atau ide bersama dengan keempat teman lainnya.
Pola mengundang junior di luar kampus tersebut sudah menjadi tradisi.
"Iya itu sudah tradisi," katanya saat konferensi pers terkait kasus tersebut di Kantor Polrestabes Semarang, Jumat (10/9/2021).
Tradisi kampus yang dikemukakan tersangka tersebut menyasar 15 korban.
Satu orang meninggal dunia, 14 lainnya kondisi selamat meski dapat jatah bogem mentah dari para senior mereka.
Kelima tersangka sepanjang konferensi pers selalu tertunduk.