Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ribuan Burung Pipit Mati dan Berjatuhan di Gianyar Bali, Diduga karena Tak Kuat Cuaca Ekstrem

Ribuan burung Pipit mendadak mati dan berjatuhan di area kuburan Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.

Penulis: Daryono
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Ribuan Burung Pipit Mati dan Berjatuhan di Gianyar Bali, Diduga karena Tak Kuat Cuaca Ekstrem
Tangkapan layar Instagram @balibroadcast/Kompas.com
Ribuan burung pipit jatuh berhamburan ke tanah viral di media sosial, Kamis (9/9/2021). 

Namun mereka hingga di pohon yang berbeda.

Yakni, pohon asem ditinggali burung Pipit dan pohon kepah ditinggali burung Sangsiah.

Di mana yang gugur ini semuanya adalah burung yang tinggal di pohon asem.

Hal tersebut dikarena daun pohon asem relatif jarang dan kecil, sehingga tidak sanggup melindungi burung dari guyuran hujan lebat yang terjadi selama lima jam.

Baca juga: Usai Hujan Ribuan Burung Gereja Jatuh ke Tanah di Blahbatuh Gianyar, Ini Pemicunya

Sementara burung yang tinggal di pohon kepah, bisa selamat karena daunnya lebat dan besar.

Namun Ari menegaskan, meskipun Kamis kemarin ribuan burung Pipit telah mati, namun jumlah burung Pipit yang tinggal di sana masih banyak.

"Mereka masih banyak, biasanya jam 6 sore mereka datang habis mencari makan. Ribuan burung ini sudah sekitar 10 tahun tinggal di sini, mungkin karena area sini dekat sawah."

Berita Rekomendasi

"Dulu jumlahnya tidak sebanyak sekarang, mungkin karena banyak pohon yang sudah ditebang, makanya mereka pindah ke sini," tandasnya.

3. Diduga karena Tak Kuat Cuaca Esktrem

Matinya ribuan burung Pipit di kuburan Banjar Sema diduga karena burung-burung tersebut tidak kuat dengan cuaca ekstrem saat hujan deras mengguyur. 

Hal itu diungkap oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar, Made Santiarka. 

Dikatakan Made, cuaca ekstrem terjadi akibat peralihan musim kemarau ke musim penghujan.

"Karena hujannya terlalu lebat, kan jelas ada tekanan udara rendah, dengan rendahnya tekanan udara ini burungnya enggan lari. Dia bertahan saja diam dan basah kuyup, itu menyebabkan dia sakit dan mati dan memang kekuatan burung berbeda dengan kekuatan lainnya," kata dia.

Santiarka juga membenarkan jenis burung itu adalah burung Pipit.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas