Kisah Saiful, Anak Pemulung Jadi Juara Karate, Tinggal Berdua dengan Ibunya di Rumah Tak Layak Huni
Di Kabupaten Malang, Jawa Timur, kisah seorang anak pemulung yang hanya hidup bersama Ibunya viral di media sosial.
Editor: Hasanudin Aco
Sulastri mengatakan anak satu-satunya tersebut memang berhasrat menggeluti olahraga karate sejak sekolah Taman Kanak-kanak.
"Ipul suka karate sejak TK. Memang giat ada kemauan tinggi. Ingin membanggakan orang tuanya," beber wanita yang akrab disapa Sum itu.
Sebagai seorang ibu, Sulastri ingin mewujudkan keinginan anaknya tercapai.
"Tapi saya bilang ke Ipul saya hanya bisa segini. Kayak kemarin ibu hanya bisa ngantar pakai sepeda pancal begitu. Tapi dia senang dan penurut anaknya dan gak neko-neko," sebut Sum.
Sulastri bercerita saat Ipul masih berumur lima tahun, anaknya tersebut berhasrat menjadi polisi.
"Saya tanya 'pak ya apa caranya jadi polisi?' pak polisinya jawab 'harus pintar bela diri' sejak saat itu saya bilang ke ibu ingin karate dan didukung," ujarnya.
Sulastri bersyukur memiliki anak seperti Ipul.
Ia menilai Ipul adalah sosok yang tidak rewel.
Kemana-mana, Ipul kompak bersepeda bersama ibunya.
"Dia suka lihat Stasiun Kota baru yang barusan dibangun itu. Ia suka melihat gedung-gedung itu. Pernah sepedaan ke Singosari sama ke Gunung Kawi. Saya bersyukur punya Ipul," terang wanita berkerudung ini.
Ia pun bercerita jika keseharian Ipul tidak hanya sekolah dan latihan karate.
Ipul juga membantunya mencari rongsokan untuk dijual kembali guna mencukupi kebutuhan hidup.
"Ya saya kan kerjanya mengumpulkan rongsokan. Biasanya Ipul itu ikut kayak kemarin pas kejuaraan pulangnya ya saya nyari di gang-gang Kota sampai Kabupaten sama Ipul. Dia pun gak masalah. Dia berbakti sama orang tuanya," ungkap Sulastri.
Sulastri kadang suka menunggak uang iuran karate anaknya karena keterbatasan biaya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.