Aksi Solidaritas Buat Gabriela yang Tewas Dibunuh KKB, Diisi Penyalaan Lilin dan Pembacaan Puisi
ukan hanya perawat yang terlibat, melainkan kata isak seluruh element tenaga kesehatan pun turun langsung dalam aksi tersebut.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Tirza Bonyadone, Patricia Laura Bonyadone,
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA – 250 orang tenaga medis menggelar aksi bakar lilin di taman Imbi Kota Jayapura, Selasa (21/9/2021) malam.
Penyalaan lilin sebagai bentuk solidaritas pascatragedi penyerangan dan pembunuhan rekan seprofesinya di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, 13 September 2021 lalu.
Aksi bakar lilin itu juga sebagai sikap keprihatinan dan meminta keadilan.
Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Papua, dr Isak Tukayo mengatakan, deklarasi bentuk menolak atas tindakan kekerasan.
"Ada dua poin yakni keprihatinan terhadap aksi kekerasan, dan tmenolak kekerasan termasuk jaminan bagi tenaga kesehatan," ucapnya di Taman Imbi, Selasa (21/9/2021).
Bukan hanya perawat yang terlibat, melainkan kata isak seluruh element tenaga kesehatan pun turun langsung dalam aksi tersebut.
"Seluruh tenaga ikatan dokter dan organisasi provinsi kesehatan ikut andil dalam kegiatan ini," jelasnya.
Isak berharap agar kasus kekerasan terhadap tenaga kesejhatan tidak terjadi lagi.
Baca juga: Sempat Diserang KKB, Menko PMK Berharap Tenaga Kesehatan di Papua Tetap Bertugas
"Untuk saat ini kami belum mendapat laporan terkait dengan berapa banyak nakes yang telah dievakuasi," jawabnya.
"Hanya di distrik Kiwirok yang dievakuasi, karena tidak semua. Sedikit mengalami kesulitan juga dalam menghubungi teman-teman kami," tambahnya.
Sekadar informasi tambahan yang diperoleh Tribun-Papua.com, nantinya empat point deklarasi yang telah dipaparkan ini akan diberikan kepada gubernur dan kementrian.
Tidak hanya pembakaran lilin, sejumlah kegiatan seperti penandatangan deklarasi hingga pembacaan puisi pun dilakukan, sebagai wujud berdukacita.
Perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ruangan VIP, Susana Jufuwal pada kesempatan tersebut membawakan puisi berjudul "Semerbak Mekar Bunga Pengabdian"
Dirinya mengakui, ketika saat melantunkan puisi tersebut ia merasa sedih dan kehilangan yang amat dalam.
"Tentunya sedih sekali, karena profesi ini sangat mulia karena merawat manusia itu tidak gampang," ucapnya di sela-sela acara pembakaran lilin di Taman Imbi, Selasa (21/9/2021).
Susan menambahkan, posisi saat membacakan nast tersebut dirinya mencoba membayangkan bagaimana Gabriela Meilani, meninggalkan segala sesuatu yang berarti untuknya.
"Dia pergi untuk bekerja melayani dan baginya ini adalah hal berharga, dari pada semua yang dia miliki saat ini," katanya.
Puisi yang diberikan pada malam ini, menurutnya merupakan pesan Gabriela bagi tenaga medis.
Inilah isi puisi yang sempat Tribun-Papua.com dengarkan.
"Sahabatku, mari sejenak duduk bersamaku dengarkan kisah piluhku. Sahabatku, marilah sejenak duduk bersamaku lihatlah betapa menyedihkan perjalanan hidupku.
Sahabtku, marilah sejenak duduk bersamaku renungkanlah saat teriakan minta tolongku, hanyalah mengobarkan angkara murka. Sahabatku, dengarlah, lihatlah, rasakan dan renungkanlah saat ragaku sudah tak berdaya dalam siksaan. Kakiku tak mampu berpijak, mataku tak mampu membuka, suaraku hanya mampu membisik dalam doa berharap belas kasihan dan keajaiban.
Namun, harapan tak kunjung datang aku berakhir dalam angkara murka, semerbak amis merebak mekar bunga pengabdian. Sahabatku, dalam keheningan jiwaku, ada nada nadi kehidupan yang memanggil. Suara alunan angin sepoi membisik dibalik gunung dan lembah.
Hai kalbu yang tersentu mari dengar, lihat dan rasakan, duduk sejenak bersamaku menaikan doa semoga kekejian ini takkan terjadi lagi di negeri ironi penuh damai.
Semoga pengabdian semerbak harum, menghapus amis kebengisan, Safe Gabriela Meilani,"
Tuntut Pemerintah Tindak Tegas Pelaku
Aksi yang sama dilakukan tenaga kesehatan berada di Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen.
Mereka menggelar aksi doa bersama dan bakar lilin yang dipusatkan di Alun-alun, Serui, Selasa (21/9/2021) malam.
Dalam aksi tersebut, tenaga kesehatan di Serui, Kepulauan Yapen, menyampaikan tiga poin aspirasi yang dibacakan salah satu perwakilan, Yanes Yowei.
Point aspirasi tersebut antara lain:
Jika tenaga kesehatan disiksa dan dilecehkan oleh siapapun, Pemerintah diminta untuk tindak tegas dengan mengusut tuntas pelakunya.
Meminta perlindungan dan jaminan keamanan bagi seluruh warga Negara sebab hal tersebut merupakan amanat konstitus.
Nakes juga meminta agar jaminan keselamatan bagi mereka harus menjadi hal utama sebab dalam penanggulangan covid19 Nakes merupakan garda terdepan.
Sementara Bupati Kepulauan Yapen, Toni Tesar S.Sos menyampaikan turut berdukacita atas teragedi yang menimpah Almarhumah Gabriel.
“Atas nama pribadi dan Pemerintah daerah menyampaikan turut berdukacita semoga almarhumah diberi tempat yang layak disisi-Nya serta bagi keluarga yang tinggalkan dapat diberi ketabahan,” jelasnya.
Ia berharap agar dengan adanya kejadian ini, khususnya bagi para Nakes agar menjadi contoh dan panutan agar tetap semangat sebagai garda terdepan untuk melaksanakan tugas kemanusiaan.
Sementara terkait Almarhumah Gabriel, Bupati Tonny menyampaikan hal ini merupakan kehendak Tuhan dan kita harus mengikhlaskannya serta menjadikan peristiwa ini sebagai dorongan untuk lebih mencintai lagi tugas sebagai Nakes.