Pangdam XVIII Kasuari Imbau Tokoh Adat Saireri Ajak Pemuda Bangun Tanah Papua dengan Damai
Pangdam mengajak para pemuda tidak berkonflik karena konflik hanya akan mengakibatkan penderitaan, kesengsaraan, dan kedukaan.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pangdam XVIII Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa mengimbau tokoh-tokoh adat Saireri untuk mengajak para pemuda membangun tanah Papua dengan penuh kedamaian.
Ia juga mengimbau mereka agar mengajak para pemuda tidak berkonflik karena konflik hanya akan mengakibatkan penderitaan, kesengsaraan, dan kedukaan.
Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, kata Pangdam, pastinya menginginkan Papua Barat yang merupakan bagian dari Indonesia akan terus tegak berdiri dan berdaulat.
Ia menegaskan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila terbukti menjadi pemersatu bangsa Indonesia hingga saat ini.
Hal tersebut, kata dia, harus terus digali, ditanamkan, dipupuk dan dipelihara untuk selanjutnya diwariskan kepada generasi berikutnya.
Ia meyakini, bahwa nilai-nilai luhur tersebut tidak akan lekang termakan oleh waktu.
Pancasila akan selalu relevan sepanjang masa untuk menghadapi setiap perubahan situasi apapun, guna mengawal tetap kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk di Papua Barat.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri kegiatan bersama masyarakat adat Saireri di Kantor Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Saireri Provinsi Papua Barat, Manokwari, Senin (20/9/2021).
Baca juga: Sempat Diserang KKB, Menko PMK Berharap Tenaga Kesehatan di Papua Tetap Bertugas
"Kita harus percaya diri agar mandiri dalam menjaga, mengelola dan melestarikan kekayaan alam yang luar biasa ini, melalui kerja keras bersama yang diiringi inovasi dan kreativitas, sebagai wujud rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Sebagai syaratnya, persatuan dan kesatuan bangsa harus dijaga," kata Cantiasa dalam keterangan resmi Pendam XVIII Kasuari pada Senin (20/9/2021).
Ia juga mengatakan bahwa Tanah Papua adalah warisan dari leluhur yang harus dijaga.
Cantiasa mengatakan tugasnya di sana adalah menjaga stabilitas keamanan.
"Kita di sini sudah hidup dengan saling mengasihi, mencintai, kita manusia adalah ciptaan Tuhan, yang boleh mengambil nyawa hanyalah Tuhan," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Cantiasa juga bertindak selaku anak adat Man Waren Saireri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.