Kapolda Sulteng Datangi Rumah Korban Kapolsek Parimo: Disambut Isak Tangis, Janjikan Penegakan Hukum
Dalam kunjungannya itum Kapolda Sulteng berjanji pihaknya akan profesinal mengusut kasus tersebut
Editor: Erik S
Kedatangan Kapolda disambut isak tangis keluarga
Pantauan Wartawan TribunPalu.com, Pukul 09.11 Wita, rombongan orang nomor satu di jajaran Polda Sulteng itu tiba di lokasi mengendarai kendaraan roda empat.
Kapolda bertolak dari Kabupaten Poso mengendarai helikopter dan mendarat di lapangan Alun-alun Kota Parigi.
Baca juga: Guru Spiritual di Jawa Timur Dilaporkan ke Polres Tuban Terkait Aksi Pelecehan
Turut mendampingi Irjen Pol Rudy Sufahriadi Bupati dan Wakil Bupati Parigi Moutong serta Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB).
Isak tangi ibu dan keluarga korban menyambut rombongan.
Di tempat itu sudah tersusun rapi kursi.
Rombongan kemudian menuju kantor DP3AP2KB Parimo usai bercengkrama dengan keluarga korban.
Kemudian Pukul 09.40 Wita, Kapolda kembali ke ke Poso mengendarai helikopter.(*)
Keluarga terguncang
PALU - Keluarga korban kasus asusila oleh oknum Kapolsek di Parigi Moutong (Parimo), mengalami guncangan secara psikologi atas kejadian itu.
Hal tersebut disampaikan tim pengacara Muslim Akbar Penguriseng saat konferensi pers, di Sekretariat HMI Cabang Palu Jl Tona Roa, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Senin (18/10/2021) malam.
Baca juga: Pemerkosa dan Pembunuh Siswi SMP di Aceh Singkil Divonis Hukuman Mati
Ia mengtakan, saat menghadiri panggilan pemeriksaan di Polda Sulteng, kelurga korban sempat ada yang pingsan.
"Keluarga terkhusus ibu korban sangat terguncang psikologisnya, tadi waktu pemeriksaan di Polda sering menangis, dan sempat pingsan karena terganggu psikologisnya," kata Akbar.
"Termasuk juga korban, yang sampai detik ini secara psikologis memang sangat terganggu," tuturnya menambahkan.
Ia menerangkan, akan meminta bantuan dari pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) untuk melakukan pendampingan.
Baik itu dari korban sendiri, ibu, maupun dari keluarga, untuk mengembalikan psikologinya. (Tribun Palu)