Sambut Konferensi Internasional Studi Islam ke-20, UIN Raden Mas Said Hadirkan Webinar Pra-AICIS
Konferensi Internasional Studi Islam atau Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-20 digelar di UIN Raden Mas Sahid, Solo.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Konferensi Internasional Studi Islam atau Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-20 kembali digelar.
Kali ini, gelaran tersebut akan diselenggarakan di Kota Surakarta, tepatnya di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said, pada 25 – 29 Oktober 2021.
Sebagai tuan rumah, UIN Raden Mas Said Surakarta sudah berupaya menyiapkan semua hal yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan konferensi tahunan tersebut.
Dalam menyambut perhelatan akbar tersebut, panitia menyelenggarakan Webinar pra-AICIS pada Senin - Selasa 18 – 19 Oktober 2021 lalu.
Webinar pra-AICIS tersebut mengangkat tema "AICIS, Keindonesiaan, dan Perdamaian Dunia" dan dihadiri oleh sebanyak 507 peserta dari Sabang sampai Merauke.
Baca juga: Ingin Wujudkan Keadilan Gender, UIN Raden Mas Said Ajak Sekolah Kembangkan Kurikulum Inklusif Gender
Kegiatan tersebut menghadirkan beberapa tokoh penting, di antaranya Prof Dr H Muhammad Ali Ramdhani selaku Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof Dr Suyitno selaku Direktur DIKTIS Kementerian Agama RI, dan Prof Dr H Mudofir selaku Rektor UIN Raden Mas Said.
Ada juga Prof Dr Azyumardi Azra selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Prof Dr Amin Abdullah sebagai Rektor UIN Sunan Kalijaga dan Prof Drs Yudian Wahyudi sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.
Dalam sambutannya, Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Prof Dr Mudofir menegaskan terselenggaranya webinar ini bertujuan untuk menyambut penyelenggaraan AICIS ke-20 di Surakarta mendatang.
"Dengan tema AICIS, Keindonesiaan, dan Perdamaian dunia, webinar pra-AICIS dimaksudkan untuk menyambut dan menyemarakan penyelenggaraan AICIS 2021 ke 20," kata Mudhofir dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Rabu (20/10/2021).
Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementrian Agama RI, Prof Dr Suyitno juga mengatakan, ada tiga hal dalam persiapan opening ceremony, persiapan content, dan produk/hasil dari AICIS ke-20.
"Karena AICIS-20 akan terselenggara secara virtual penuh pastinya akan berbeda sekali dengan penyelenggaraan AICIS sebelumnya."
"Meskipun penyelenggaraannya berbeda, namun secara kualitas harus lebih baik daripda AICIS sebelumnya," ujarnya.
Pada sambutan pembukaan, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof Dr Muhammad Ali Ramdhani berharap, pertemuan ini akan muncul penguatan dan kontribusi keilmuan dari sisi keislaman, maupun keindonesiaan sekaligus kebangsaan yang lebih maju dan tentu saja kokoh.
Baca juga: Ketua Umum Kadin Indonesia Ajak Umat Islam untuk Jadi Pengusaha
"Pada posisi inilah, AICIS ke-20 yang akan berlangsung di Surakarta akan menjadi momentum untuk mampu melakukan kegiatan yang suportif dan kontributif secara optimal, pada perkembangan peradaban masyarakat islam dunia," ujar Ali Ramdhani.
Pada sesi diskusi utama, Prof Dr Azyumardi Azra mengingatkan bahwa perhelatan AICIS harus terus diorientasikan untuk mengembangkan kajian keislaman.
Khususnya mengenai pemikiran dan tradisi Islam di Indonesia, melalui bingkai penelitian-penelitian di PTKI (swasta maupun negeri) dan perguruan tinggi lain guna menciptakan perdamaian dunia berbasis khazanah keislaman Indonesia yang komunikatif.
Baca juga: Sejarah Perayaan Maulid Nabi Pertama Kali sebagai Tradisi Umat Islam dan Nilai yang Terkandung
Kemudian di sesi kedua, Prof Dr Amin Abdullah mengingatkan tentang pentingnya memilih sebagian paper yang akan dipresentasikan nanti memiliki orientasi untuk mengembangkan public policy.
Selain itu, penting juga untuk melakukan internasionalisasi keilmuan Islam Indonesia, untuk menghilangkan sikap puritan dan spirit toleransi yang menipis di kalangan muslim.
(Tribunnews.com/Maliana)