Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Dalami Sosok Pelaku yang Lakukan Kekerasan Selama Diklat Menwa UNS, 25 Saksi Telah Diperiksa

Kasus mahasiswa UNS tewas naik ke penyidikan, polisi tengah mendalami pelaku yang melakukan kekerasan selama diklat.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Polisi Dalami Sosok Pelaku yang Lakukan Kekerasan Selama Diklat Menwa UNS, 25 Saksi Telah Diperiksa
TribunSolo Septiana Ayu/Fristin Intan
GE (20), mahasiswa UNS yang tewas saat Diksar Menwa (kiri) dan situasi kantor sekretariat Menwa UNS saat ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Kapolresta Surakarta, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak telah menaikkan status dari penyelidikan ke penyidikan terkait tewasnya Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Gilang Endi Saputra (22) saat pendidikan dasar dan pelatihan (Diklatsar) Resimen Mahasiswa (Menwa).

Ade menuturkan, dalam proses penyidikan polisi telah memeriksa 25 saksi, termasuk para peserta, panitia, pembina, dan keluarga korban.

Menurut Ade, dirilisnya hasil autopsi pada Jumat (29/10/2021) lalu menguatkan adanya dugaan tindak kekerasan.

"Penyidikan ini dikuatkan oleh hasil autopsi dari tim kedokteran forensik RS Bhayangkara Polda Jateng yang menyimpulkan akibat kematian adalah luka yang diakibatkan kekerasan oleh benda tumpul," ungkap Ade, dikutip dari tayangan Youtube tvOne, Minggu (31/10/2021).

Ade mengatakan, hasil autopsi dan barang bukti yang diamankan menjadi bahan penyidik untuk mendalami dugaan kekerasan dalam kasus ini.

Terlebih, untuk mengungkap tindak kekerasan apa yang dilakukan hingga sosok pelakunya selama proses diklat berlangsung.

GE (20), mahasiswa UNS yang tewas saat Diksar Menwa (kiri) dan situasi kantor sekretariat Menwa UNS saat ini.
GE (20), mahasiswa UNS yang tewas saat Diksar Menwa (kiri) dan situasi kantor sekretariat Menwa UNS saat ini. (TribunSolo Septiana Ayu/Fristin Intan)

Baca juga: UPDATE Kasus Mahasiswa UNS Tewas: Hasil Autopsi Buktikan Ada Kekerasan, Menwa Resmi Dibekukan

"(Hasil autopsi) Ini menjadi bahan bagi penyidik untuk kembali menguatkan alat-alat bukti yang ada biar hasil penyelidikan yang sudah kita lakukan bisa mengungkap tindak kekerasan apa yang terjadi selama pelaksanaan diklat dan oleh siapa, ini yang menjadi konsen dari penyidik," jelas Ade.

Berita Rekomendasi

Ade pun belum bisa menjelaskan bagaimana kronologi tindak kekerasan yang dilakukan pelaku terhadap korban.

"Nanti kita update karena sementara ini masih menjadi konsumsi penyidikan," ujarnya.

Informasi terbaru, Ade akan memeriksa saksi ahli pada pekan depan.

Para saksi ahli yang dihadirkan seperti dokter forensik yang menangani autopsi korban hingga dokter jaga yang menerima jenazah korban di RS Moewardi Surakarta pada Minggu (24/10/2021) lalu.

"Minggu depan akan kita agendakan untuk memeriksa ahli untuk diminta keterangannya, pertama ahli kedokteran forensik yang terlibat dalam pelaksanaan autopsi jenazah."

"Termasuk ahli lainnya dan dokter jaga yang menerima jenazah pada saat tiba di RS Moewardi pada 24 Oktober 2021," kata Ade.

Keluarga Korban Ungkap Alasan Gilang Ikuti Organisasi Menwa

Sebelumnya diberitakan, kematian mahasiswa D4 Prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Gilang Endi (21), saat mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Resimen Mahasiswa (Menwa), masih menjadi sorotan publik.

Gilang diduga meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Surakarta dengan tubuh penuh luka lebam.

Kepolisian pun masih menyelidiki penyebab kematian korban dan telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk panitia diklat dan keluarga.

Satu di antara keluarga korban, yakni sang sepupu, Novarina Ekapuri, ikut menceritakan pengalaman korban saat mengikuti Menwa.

Menurut Nova, korban telah mengikuti organisasi Menwa sejak awal kuliah hingga semester tiga.

"Mas Gilang masuk Menwa itu setahu kami dari pihak keluarga sudah dari semester satu."

"Jadi sudah dari awal masuk kuliah di Prodi K3 UNS, Mas Gilang mengikuti salah satunya Menwa dan BEM Sekolah Vokasi," kata Nova, dikutip dari tayangan Youtube tvOne, Rabu (27/10/2021) malam.

Nova melanjutkan, korban sempat bercerita alasannya mengikuti organisasi Menwa karena ingin melatih fisik dan mentalnya.

Baca juga: UPDATE Mahasiswa Tewas setelah Diksar: Menwa UNS Dibekukan, Polisi Ungkap Ada Dugaan Kekerasan

Pengakuan keluarga saat menceritakan alasan korban mengikuti organisasi Menwa.
Kasus mahawiswa UNS tewas saat diklat, begini pengakuan keluarga saat menceritakan alasan korban mengikuti organisasi Menwa.

Sebab, sebelum berkuliah di UNS, korban sempat mendaftar di Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun, tetapi tidak lolos.

"Pernah ngobrol, dulu kita sempat tanya kenapa pengin masuk Menwa, katanya pengin melatih fisik dan mentalnya karena sebenarnya dulu itu Mas Gilang pengen sekali masuk sekolah di ikatan dinas API Madiun."

"Sempat beberapa kali mengikuti tes tapi dinyatakan gagal, kemudian mengikuti SBMPTN dan akhirnya diterima di D4 Prodi K3 UNS."

"Jadi mungkin dia masih ingin melanjutkan cita-citanya di ikatan dinas makanya dia mengikuti organisasi Menwa itu," ungkap Nova.

Nova membeberkan, korban belum pernah bercerita mengenai pengalaman kekerasan saat mengikuti organisasi Menwa.

Menurut Nova, jika keluarga tahu ada dugaan kekerasan dalam organisasi Menwa, korban tidak akan diizinkan untuk mengikutinya.

Baca juga: UPDATE Mahasiswa Tewas setelah Diksar: Menwa UNS Dibekukan, Polisi Ungkap Ada Dugaan Kekerasan

Jenazah GE yang meninggal saat dikla Menwa UNS di rumah duka Dusun Keti, Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Senin (25/10/2021).
Jenazah GE yang meninggal saat dikla Menwa UNS di rumah duka Dusun Keti, Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Senin (25/10/2021). (TribunSolo.com/Septiana Ayu)

"Dari semester satu sampai semester tiga, kalau untuk masalah seperti itu (dugaan kekerasan, red) engga pernah cerita."

"Kalau pernah ada seperti itu dan Mas gilang cerita ke keluarga, otomatis pihak keluarga akan melarang ikut organisasi Menwa."

"Tapi sejauh ini tidak ada cerita seperti itu dari almarhum," ungkap Nova.

Diketahui, korban merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan anak laki-laki satu-satunya.

Keluarga pun menyayangkan adanya dugaan tindak kekerasan saat Diklat Menwa yang menewaskan Gilang.

Padahal, Nova bercerita orang tua korban berharap bisa melihat anaknya sukses dengan cita-citanya bekerja di bidang pertambangan.

"Ketika mas Gilang masuk ke Prodi K3 UNS itu salah satu cita-cita mas Gilang yang sudah diamini oleh kedua orang tua dan keluarga besar."

"Rencananya ingin bekerja di bidang pertambangan, orang tua harapannya Mas Gilang menjadi anak yang sukses," ungkap Nova.

Baca juga: Kasus Tewasnya Mahasiswa UNS saat Diklat Menwa Naik Penyidikan, Belum Ada Penetapan Tersangka

Baca juga: Polisi Ungkap Penyebab Tewasnya Mahasiswa UNS saat Diklat Menwa, Diduga karena Dipukul di Kepala

(Tribunnews.com/Maliana)

Berita lain terkait Calon Menwa UNS Tewas

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas