Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pedihnya Jadi Manusia Silver; Sekujur Tubuh Perih Berlumur Cat, Diuber-uber Satpol PP Pula

Nur dan Erna terpaksa melakoni hidup jadi manusia silver demi bertahan hidup. Segala usaha dan kerja sudah dicoba, tapi selalu gagal.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Pedihnya Jadi Manusia Silver; Sekujur Tubuh Perih Berlumur Cat, Diuber-uber Satpol PP Pula
Warta Kota/Andika Panduwinata
Nur, manusia silver saat menjalankan aktivitasnya di Pertigaan Lampu Merah Ciledug, Kota Tangerang, Banten, Rabu (27/10/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari masih pagi, sekitar pukul 08.00, ketika Nur (30) bersiap-bersiap untuk melakukan aktivitasnya menjadi manusia silver di jalan. Janda beranak satu itu pun tak lupa menyiapkan makanan untuk putrinya, supaya sang anak tersedia makanan selama ditinggal bekerja.

Anak perempuan Nur saat ini masih duduk di bangku kelas 2 SD. Putri semata wayangnya itu selalu memberikan dukungan dan doa kepada ibunya.

Suami Nur sudah meninggal dan mengharuskan dirinya menjadi tulang punggung keluarga. Mereka tinggal di kontrakan kecil di bilangan Ciledug, Kota Tangerang.

”Saya dulunya bekerja di lapak pasar sayuran Borobudur. Karena pandemi Covid-19, bos saya bangkrut, dan saya akhirnya dirumahkan,” ujar Nur saat dijumpai Warta Kota di pertigaan lampu merah Ciledug, Kota Tangerang, Rabu (27/10).

Himpitan ekonomi membuat wanita itu kelimpungan. Ia kemudian ditawari oleh seorang temannya untuk bergabung menjadi manusia silver.

”Enggak tahu lagi mau ke mana, ngelamar kerja di mana-mana susah. Teman ngajak jadi manusia silver. Daripada saya dan anak enggak makan, ya sudah saya ambil tawaran itu,” ucap Nur.

Awal kali tercemplung ke dunia manusia silver di jalanan, Nur memilih berpenampilan seperti lelaki. Rambutnya yang panjang dipotong menjadi pendek.

Berita Rekomendasi

”Ya seperti penampilan lelaki, karena biar tidak dilecehkan. Kalau seperti lelaki kan yang lain juga segan,” katanya.

Saat berangkat dari kontrakan menuju pertigaan lampu merah Ciledug untuk menjadi manusia silver, tubuh Nur belum dilumuri cat.

”Ngelumuri catnya di ruko kosong. Hampir semua badan dan muka dibaluri cat,” ujarnya.

Nur mengungkapkan bahan-bahan yang dipakai untuk menjadi manusia silver. Ia membeli cat sablon, handbody dan ditambah minyak.

”Bahan-bahan itu dicampur, kemudian diaduk. Hanya butuh waktu 15 menit sudah jadi,” bebernya.

Dia pun langsung melumuri tubuhnya dengan bahan yang telah diracik itu. Butuh waktu setengah jam untuk proses tersebut. ”Semua bahan itu total modalnya Rp 60.000, bisa dipakai selama 2 hari untuk 1 orang saja,” tuturnya.

Nur mengaku sangat butuh perjuangan dalam menjadi manusia silver ini. Pasalnya, sebenarnya ia merasakan nyeri pada kulitnya yang dilumuri cat.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas