Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pedihnya Jadi Manusia Silver; Sekujur Tubuh Perih Berlumur Cat, Diuber-uber Satpol PP Pula

Nur dan Erna terpaksa melakoni hidup jadi manusia silver demi bertahan hidup. Segala usaha dan kerja sudah dicoba, tapi selalu gagal.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Pedihnya Jadi Manusia Silver; Sekujur Tubuh Perih Berlumur Cat, Diuber-uber Satpol PP Pula
Warta Kota/Andika Panduwinata
Nur, manusia silver saat menjalankan aktivitasnya di Pertigaan Lampu Merah Ciledug, Kota Tangerang, Banten, Rabu (27/10/2021). 

”Perih banget rasanya. Terutama di bagian tekuk lengan, leher dan mata,” ujarnya.

Terjaring operasi

Selama menjadi manusia silver, yang paling ditakutkan oleh Nur yakni diamankan petugas Satpol PP. Ia sudah berkali-kali terjaring operasi. Nur pun kerap kali bermain kucing-kucingan dengan aparat. Aksi kejar-kejaran kerap mewarnai hidupnya selama menjadi manusia silver.

”Sudah 4 kali ditangkap Satpol PP. Dua kali oleh petugas di Jakarta dan sisanya di Tangerang,” tutur Nur.

Saat diamankan oleh aparat Satpol PP Jakarta, ketika itu Nur masih bisa dijenguk oleh orangtuanya. Kini kedua orangtua Nur telah meninggal dunia.

”Kalau sama Satpol PP Tangerang saya dibawa ke Dinsos. Ditahan 4 hari, bikin surat pernyataan kalau ketangkap lagi bisa ditahan 6 bulan di rumah karantina Dinsos,” jelasnya.

Nur pun kini harus lebih berhati-hati. Dia sudah hafal kapan biasanya Satpol PP menggelar operasi. Jika diperkirakan ada operasi, dia memilih libur.

Berita Rekomendasi

”Kadang ngumpet dulu biar enggak ketangkap,” katanya.

Jadi dokter

Meski tampak tegar, batin Nur terkadang merintih. Terlebih jika mengingat putri kesayangannya. Dia harus meninggalkan anaknya di kontrakan dan meminta tolong kepada adiknya untuk menjaga. Nur baru pulang ke rumah bakda Maghrib.

”Awalnya anak saya sering nanyain terus. Kenapa mama jadi manusia silver. Saya jelasin kalau mamanya ini lagi kerja untuk cari jajan dia,” kata Nur dengan mata berair.

Lambat laun sang anak mengerti dengan aktivitas yang dilakukan ibunya itu. Bahkan putrinya terus memberikan dukungan sehingga Nur bersemangat mencari uang.

”Saya sehari kalau lagi banyak-banyaknya bisa dapat Rp 100.000. Tapi kalau lagi sepi setengahnya dari itu,” ungkapnya.

Dari hasil jerih payahnya ini Nur bisa menyekolahkan anaknya. Dia pun rela merogoh kocek agar putrinya itu mendapat pelajaran tambahan di luar sekolah.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas