Tahta Mangkunegaran Solo, Muncul Dukungan Paundra Jadi Raja, Bhre Jadi Perdana Menteri
Dua nama putra beda ibu dari sang raja mencuat jadi raha Mangkunegaran, yakni GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara dan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Budayawan hingga sejarawan mengutarakan pendapatnya menurut ilmu yang dikuasainya.
Budayawan ST Wiyono, menyebut Mangkunegaran mewariskan kekayaan budaya luar biasa.
Untuk itu menurutnya, adanya dua putra raja beda ibu ini dijadikan suatu hal yang sempurna.
Seperti diketahui, Mangkunagoro IX alias Sudjiwo meninggalkan dua calon raja yang berasal dari dua ibu.
Paundra adalah anak sulung hasil perkawinan dengan Sukmawati Soekarnoputri namun berakhir perceraian. Sementara Bhre adalah anak kedua dengan permaisuri Gusti Kanjeng Putri Priska Marina.
"Keduanya (Paundra dan Bhre) memiliki kelebihan dan kekurangan. Bisa jadi satu," ucapnya dalam seminar bertajuk Mencari Nilai Nilai Mangkunegaran dalam Tantangan Masa Depan di Fave Hotel Solo, Rabu siang.
Dirinya lebih menyoroti ujung dari pergantian raja dengan berlanjut tanpa ada perselisihan.
Dengan adanya kerukunan dan kedamaian memilih calon raja, ucapnya, Mangkunegaran akan menjadi percontohan kerajaan-kerajaan nusantara.
"Suksesi ini nantinya harus memperhitungkan itu. Tetap jadi utuh tanpa ontran-ontran," tuturnya.
Sejarawan UNS, Susanto menjelaskan, calon penerus raja bisa dipilih berdasarkan tiga aspek.
Baca juga: Pendahulu Airlangga Hartarto Berhubungan Erat dengan Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran
Baca juga: Cara Putra Putri Raja Lestarikan Budaya Mangkunegaran Lewat Musik Jazz
Pertama di bidang politik dengan konsesus bersifat rasional berdasarkan tingkat pendidikan misalnya.
Kemudian segi tradisional, Susanto menyebut, pergantian raja berangkat dari tradisi.
"Yang ketiga dari segi karismatik. Siapa yang punya karisma pun bisa (terpilih) meski secara rasional dan tradisi dia tidak punya," ucapnya.
Susanto juga menerangkan riwayat sejarah beserta nilai-nilai warisan dari Mangkunagoro I hingga IX.