Berbagi Ilmu Rawat Aglonema, Youtuber di Sukoharjo Ini Sukses Ciptakan Bisnis Baru
Begitulah aktivitas sehari-hari di Kireina Nursery milik Robertus Rimawan Prasetio yang terletak di Perumahan Taman Kuantan, Singopuran
Penulis: Daryono
Editor: Garudea Prabawati
Dalam perkembangannya, banyak penonton Youtube yang berminat untuk membeli media tanam dan pupuk yang dipakai Wawan setelah melihat video-video perawatan aglonema di Rimawan Vlog.
Semula, Wawan mengira untung dari menjual media tanam dan pupuk ini bakal kecil.
Namun, saat ia teringat bahwa hal itu bagian dari pelayanan kepada konsumen, Wawan akhirnya melayani permintaan para penonton Youtube tersebut.
Berjalannya waktu, usaha media tanam dan pupuk Rimawan pun berkembang pesat.
Dalam sehari, saat ini ia melayani pesanan antara 40 hingga 50 paket per hari.
Saat ada event tertentu, semisal hari diskon nasional, jumlah pesanan bisa mencapai150 paket dalam sehari.
Dari awalnya tidak memiliki karyawan, Wawan kini sudah memperkerjakan 4 karyawan.
Mereka ada yang bertugas mengemas media tanam, admin, melayani pembelian melalui WhatsApp dan satu orang sebagai editor video.
Meski menjadi Youtuber, Wawan mengaku, pendapatanya terbesar bukanlah dari adsense youtube tetapi dari penjualan media tanam dan pupuk.
Namun demikian, besarnya permintaan media tanam itu tidak akan terjadi apabila ia tidak menjadi Youtuber.
“Karena trafik (sumber pesanan) penjualan media tanam saya itu berasal dari Youtube. Jadi adsense memang ada penghasilan, lumayan untuk nambah-nambah. Tapi kalau penghasilan yang lebih banyak lagi itu di luar adsense, yakni dari media tanam dan pupuk,” ujar dia.
Baca juga: 5 Pilihan Konten YouTube dari YouTuber Perempuan Indonesia Inspiratif
Untuk adsensenya channel Youtubenya saat ini, ia mendapat pemasukan di kisaran Rp 4 juta - 7,5 juta per bulan.
Wawan meyakini, Youtube saat ini menjadi kesempatan.
Namun, syaratnya harus dikelola secara konsisten dan terus menerus ada perbaikan konten.
Selain menjadi sumber potensial penghasilan, menurut Wawan, Youtube juga bisa menjadi personal branding.
Dari situ, akan ada penghasilan tambahan misalnya kerjasama maupun iklan langsung.
“Pilihan mendapat uang sebagai Youtuber tidak hanya dari adsense saja. Adsensen itu terbatas. Makanya perlu mekanisme lain. Misalnya iklan langsung, kerjasama dengan produk, mereview produk atau bikin soufenir. Setelah dianggap expert nanti pasti ada panggilan-panggilan ke acara-acara, jadi narasumber, atau menjadi dosen terbang,” jelasnya.
Era Sharing Berbuah Rupiah
Pengamat Ekonomi Kreatif Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Retno Tanding Suryandari mengatakan kisah Youtuber yang kemudian sukses membuka peluang usaha menunjukkan saat ini masyarakat tertarik dengan model sharing atau berbagai pengalaman melalui platform digital, semisal Youtube.
“Orang yang sharing ini awalnya kan tidak niat jualan, dan hal ini adalah yang dilakukan oleh para vlogger atau youtuber,” katanya saat dihubungi, Jumat (19/11/2021).
Ia mencontohkan, seorang vlogger kecantikan, ia akan membagikan pengalaman seputar kecantikan.
Bagaimana cara membuat alis, cara make up hingga cara menutup jerawat.
Begitu juga dengan vlogger aglonema.
Dia akan berbagai pengalaman seputar cara merawat aglonema.
Apabila pengalaman yang dibagikan ini diikuti dan berhasil, maka orang akan bercerita kepada orang lain.
Orang tersebut juga dipastikan akan selalu mengikuti video-video yang dikeluarkan Youtuber tersebut.
Hal ini yang kemudian memunculkan follower atau subscriber.
Bertambahnya follower pada akhinya membuat Youtuber tersebut dilirik oleh produsen untuk mengiklankan produk mereka.
Baca juga: YouTuber Ini Bantu Pulangkan Uya Mulyana Ke Tasik Setelah 22 Tahun Dinyatakan Hilang
Selain menerima endorse, Youtuber pun bisa mempromosikan produknya sendiri.
Dari sinilah keuntungan bakal diraih entah melalui menjual produk sendiri atau melayani endorse.
“Produsen melihat bahwa orang-orang tertentu seperti youtuber, vlogger, blogger itu memiliki jumlah follower yang banyak. Kalau followernya banyak dan followernya sangat mendengarkan apa yang dikatakan, itu bisa menjadi sarana promosi juga. Biasanya diawali dengan penawaran untuk mempromosikan produk mereka,” bebernya.
Keberhasilan Youtuber dalam menjual barang sudah semestinya ditangkap oleh para pelaku UMKM sebagai bagian strategi pengembangan bisnis.
Retno menyarankan agar pelaku UMKM memodifikasi cara berkomunikasi dan cara promosi.
“Sudah tidak lagi eranya kalau promosi itu ayo beli produk saya, memunculkan segala sisi kelebihan produk tersebut. Hal ini bisa dimulai dengan sharing melalui Youtube, memberikan edukasi supaya konsumen itu tahu dengan produk dan hal-hal yang terkait dengan produk tersebut,” katanya.
Ia mencontohkan, UMKM yang menjual keripik yang digoreng dengan tanpa minyak (air fryer), bisa membuat konten cara menggunakan air fryer yang baik atau bagaimana menghasilkan gorengan tanpa minyak tetapi tetap sehat.
“Itu memang kayaknya nggak ada kaitan dengan produk, tetapi menyusun konten-konten seperti itu bisa mendrong orang untuk melihat dan mendorong orang untuk mencoba,” ujarnya.
Harus diakui, saat UMKM menggunakan Youtube sebagai promosi, tantangannya adalah harus memproduksi konten-konten baru.
“Memang melelahkan karena terus memunculkan inovasi konten. Tapi di sisi lain, itu cara kita menarik penonton media sosial kita atau agar orang-orang selalu datang untuk menonton sesuatu yang baru setiap hari,” jelasnya.
Baca juga: Food Tech Bantu Pelaku UMKM Kuliner di Pelosok Berkembang di Tengah Pandemi
Terkait kekhawatiran, resep atau rahasia bisnis akan dicuri apabila dibagikan melalui Youtube, Retno meminta UMKM tidak perlu khawatir.
Apabila sebuah produk ditiru hal itu menandakan bahwa produk tersebut sebenarnya bagus.
“Jangan takut ditiru, karena berarti produk kita bagus. Kalaupun orang meniru, dia tidak bisa 100 persen sama,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/Daryono)