Sleman Temple Run, Lari Mengelilingi 6 Candi yang Sukses Dilaksanakan Di Tengah Pandemi Covid-19
Para peserta melewati beberapa candi dan situs purbakala yang berada di wilayah Kapanewon Prambanan Kabupaten Sleman.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Sleman Temple Run merupakan satu-satunya event lari di Indonesia yang melewati candi-candi bersejarah. Sebuah acara tahunan lari semi trail yang diadakan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman.
Sleman Temple Run dilaksanakan di Komplek Candi Banyunibo, Minggu (28/11/2021). Para peserta melewati beberapa candi dan situs purbakala yang berada di wilayah Kapanewon Prambanan Kabupaten Sleman.
Ada 500 peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Sleman Temple Run ternyata sangat ditunggu-tunggu oleh para pelari, salah satunya Nurhadi (45). Warga Semarang tersebut sangat menantikan Sleman Temple Run, sebab menjadi kegiatan luring pertama dengan skala besar di tengah pandemi COVID-19.
"Kemarin sempat diundur kan (Sleman Temple Run). Sempat khawatir juga jangan-jangan daring lagi. Tetapi kemudian dilaksanakan secara luring seperti ini, seneng banget, bisa melepas kerinduan aktivitas seperti ini," katanya.
Menurut dia, penerapan protokol kesehatan dalam Sleman Temple Run sangat bagus. Ia menilai gelaran Sleman Temple Run bisa menjadi contoh kegiatan dengan protokol kesehatan ketat di masa pandemi COVID-19.
"Prokesnya ketat, bagus sekali. Bahkan di hotel sudah prokes. Ini bisa jadi contoh untuk event lainnya," ujarnya.
Setelah sempat mundur akibat pandemi COVID-19, gelaran Sleman Temple Run 2021 akhirnya berhasil dilaksanakan.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan meski dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19, namun pelaksanaan Sleman Temple Run terbilang sukses.
"Sleman Temple Run berjalan lancar, sukses meskipun di tengah pandemi COVID-19. Kemarin sempat mundur, harusnya dilaksanakan bulan lalu (Oktober), tetapi karena perizinan akhirnya bisa dilaksanakan hari ini," katanya di sela pelaksanaan Sleman Temple Run di Candi Banyunibo, Minggu (28/11/2021).
"Untuk izinnya harus dari Mabes Polri lho. Dan tadi juga hadir Sekretaris BNPB, untuk melihat pelaksanaan Sleman Temple Run, karena ini bisa jadi kegiatan percontohan," sambungnya.
Ia memastikan seluruh peserta yang mengikuti Sleman Temple Run negatif COVID-19. Sebab sebelum mengikuti kegiatan, peserta diwajibkan mengantongi hasil negatif COVID-19. Peserta yang hadir juga harus sudah dua kali vaksin.
"Peserta semua negatif COVID-19, prokes juga dijaga betul-betul, supaya tidak jadi klaster. Ada satu peserta yang positif COVID-19. Saat ini tidak ikut (Sleman Temple Run), sudah pulang ke Semarang," ujarnya.
Dengan adanya Sleman Temple Run, ia berharap pariwisata di Sleman bisa bangkit lagi. Sehingga ekonomi masyarakat juga tumbuh.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suparmono, mengatakan peserta didominasi dari wilayah DIY dan Jawa Tengah, namun ada beberapa peserta dari Sulawesi hingga Kalimantan.
"Peserta yang ikut dibatasi hanya 500 saja. Untuk yang 25 kilometer ada 100 orang, kemudian 13 kilometer ada 210 orang, dan 7 kilometer ada 190 orang," katanya.
Sleman Temple Run adalah sport tourism yang menarik. Hal itu karena rute lari peserta melewati beberapa candi di sekitar Candi Banyunibo.
Menurut Suparmono, candi merupakan kekayaan Kabupaten Sleman yang tidak ada di wilayah lain. Karena itulah Sleman Temple Run selalu diminati oleh peserta dari berbagai daerah, bahkan mancanegara.
"Contohnya yang 25 kilometer, start di Candi Banyunibo kemudian melewati Candi Ijo-Candi Miri-Spot Riyadi-Candi Sojiwan-Candi Ratu Boko-Candi Barong. Sejak awal memang kita ingin mengenalkan Shiva Pletau yang luar biasa, di sana penuh candi yang tidak ada di daerah lain,"imbuhnya. (*)