Santriwati di Kulonprogo Jadi Korban Pencabulan Pengasuh Ponpes, Awalnya Pelaku Minta Dipijat
Ayah korban mengaku tidak tahu persis kapan pelaku melakukan aksi keji itu tapi tindakan tak terpuji itu sudah dilakukan berulang kali
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNNEWS.COM, KULON PROGO - Santriwati berinisial AS (15) jadi korban pelecehan seksual.
Pelakunya adalah pengasuhnya sendiri berinisial S di sebuah Pondok Pesantren (Ponpes) yang berlokasi di Tuksono, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo.
Ayah kandung korban, MDZ (38) mengatakan modus pelecehan seksual itu dengan menghubungi korban melalui aplikasi WhatsApp (WA).
Terduga pelaku menyuruh korban untuk memijatnya.
Sembari dipijat, pelaku memegang organ vital korban.
Baca juga: Laporan Kasus Pencabulan Tak Direspons Cepat, Warga di Bekasi Beramai-ramai Tangkap Pelaku Rudapaksa
"Jadi bentuk pelecehan seksualnya korban sering di WA suruh dipijatin tapi sembari memegang alat vital korban seperti payudara," kata MDZ usai melaporkan dugaan aksi pelecehan seksual di Polsek Sentolo, Senin (27/12/2021).
Ayah korban mengaku tidak tahu persis kapan pelaku melakukan aksi keji tersebut.
Namun, dari pengakuan anaknya tindakan tak terpuji itu sudah dilakukan berulang kali.
"Saya tidak tahu kapan aksi keji itu dilakukan.
Tapi kata anak saya sudah dilakukan berulang kali," ucapnya.
Pria yang berdomisili di Yogyakarta ini mengungkapkan, kasus pelecehan seksual itu terungkap ketika korban mencurhatkan kejadian itu ke teman dekat.
Kemudian disampaikan kepada lurah ponpes.
"Dari situ kemudian lurahnya mengantar anak saya ke rumah karena lurah tidak kuat ngomong karena takut sama kyai. Kemudian anak saya suruh ngobrol sendiri terus mengaku itu," terang MDZ.