Korban Rudapaksa Herry Wirawan Ternyata Ada yang Masih Satu Kerabat, Sepupu Istrinya
Santri korban rudapaksa Herry Wirawan di Cibiru, Kota Bandung, ternyata masih satu kerabat dengan istrinya.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
"Orang tuanya selaku pembina dan kakaknya selaku pengurus dan ada iparnya juga," imbuhnya.
Keluarga Herry baru mengetahui nama mereka tercantum sebagai pengurus yayasan setelah kasus rudapaksa santriwati ini viral.
Baca juga: 3 Pelaku yang Terlibat Kasus Penculikan dan Rudapaksa Gadis Berusia 14 Tahun di Bandung Ditangkap
Baca juga: Kakek Tega Rudapaksa Cucunya Usia 3 Tahun, Terungkap saat Korban Mengeluh Sakit di Kemaluan
Doktrin Herry Wirawan pada Korban
Anggota Komisi III DPR RI, Dedi Mulyadi, membeberkan doktrin yang diberikan Herry Wirawan pada korbannya.
Ia mengungkapkan, Herry mendoktrin para korban agar lebih takut pada dirinya dibanding orang tua.
Hal ini disampaikan Dedi saat membeberkan awal mula kronologi kasus rudapaksa yang dilakukan Herry terungkap.
"Korban didoktrin untuk lebih takut pada guru daripada orang tuanya."
"Awalnya tidak mengaku (jadi korban rudapaksa), namun setelah didesak akhirnya mengaku," kata Dedi kepada Kompas.com via sambungan telepon WhatsApp, Minggu (12/12/2021).
Menurut Dedi, kasus rudapaksa yang dilakukan Herry terungkap saat ada paman dari satu di antara korban mengirimkan putrinya, sebut saja A, ke pesantren milik Herry di kawasan Antapani, Kota Bandung.
Namun, A merasa curiga pada teman-temannya, terutama sepupunya, yang sudah lama menjadi santriwati di pesantren tersebut.
A kemudian melapor pada sang ayah agar mengecek kondisi sepupunya.
Laporan tersebut kemudian diteruskan ayah A pada orang tua si santriwati.
Baca juga: Tak Pulang 3 Hari, Siswi SMA di Karawang Dirudapaksa Teman yang Dikenalnya Lewat Facebook
Baca juga: Siswi SMA di Karawang Jadi Korban Rudapaksa Laki-laki yang Dikenal dari Media Sosial
Lalu, di bulan Mei, seorang korban pulang dan diinterogasi orang tuanya.
Awalnya, ia tak mengaku tengah hamil karena merasa takut.