Batik Ciprat Tombo Ati, Karya Indah Penyandang Disabilitas Desa Kemudo Klaten
Di tengah keterbatasan, sejumlah penyandang disabilitas di Desa Kemudo Klaten Jawa Tengah bisa menghasilkan karya batik ciprat 'Tombo Ati'
Penulis: Nila
"Bahkan ada yang bilang enggak mau hanya karena enggak ada yang antar," tambahnya.
Baca juga: Saatnya e-Commerce Beri Perhatian pada Pelaku UMKM Penyandang Disabilitas
Meski diawali dengan penolakan, tekad Hermawan tak goyah.
Ia pun sampai turun langsung mendatangi satu per satu dari mereka agar bisa digerakkan melakoni aktivitas positif dan bermanfaat ini.
Hermawan sendiri meyakini bahwa penyandang disabilitas ini bisa diberdayakan dan setara dengan mereka yang terlahir normal.
Lewat tekad kuatnya itu, kini ada lebih dari 30 orang yang sudah diasuh dan dilatih untuk bisa memproduksi batik ciprat.
Karya penyandang disabilitas ini juga sudah mulai dilirik banyak orang.
"Sudah mulai ada pesanan, 10 pcs, 20 gitu, biasanya dari dinas-dinas, tapi kita juga jual online," kata Hermawan.
Hasil penjualan batik ciprat karya warga Kemudo ini kemudian dibagikan ke masing-masing dari mereka dalam bentuk tabungan.
Kegiatan batik ciprat ini merupakan bagian dari program Desa BRIlian yang diusung oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Desa Kemudo mampu menjadi kreatif dan inovatif hingga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat desa.
Program ini digelar untuk mendorong masyarakat pedesaan meningkatkan inovasi guna mengembangkan usaha dan membangkitkan perekonomian wilayahnya. (*)
Lihat video lengkapnya di sini: