Pekerja Migran Gunakan Tes PCR Palsu dari Malaysia, Batam Perketat Perbatasan Laut
Pengetatan pintu perbatasan tersebut menyusul hasil tes PCR palsu yang dibawa pekerja migran Indonesia (PMI) dari Malaysia ke Batam
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, BATAM- Satgas Penanganan Covid-19 memperketat pengawasan pintu perbatasan Batam-Malaysia melalui transportasi laut dan memastikan karantina berjalan dengan baik.
Pengetatan pintu perbatasan tersebut menyusul hasil tes PCR palsu yang dibawa pekerja migran Indonesia (PMI) dari Malaysia ke Batam. Ini menambah risiko menyebarnya Covid-19 di Batam menyusul merebaknya varian Omicron.
“Entry test untuk setiap orang yang datang - sebagian besar PMI - dari Malaysia dan Singapura menjadi keharusan. Selain itu kami juga akan menambah tempat-tempat karantina baru,” tutur Deputi Penanganan Darurat BNPB Mayen TNI Fajar Setyawan, saat rapat koordinasi bersama Gubernur Kepulauan Riau Anshar Ahmad, Kamis (30/12/2021).
Batam merupakan satu dari dua gerbang kedatangan melalui laut yang dibuka pemerintah dalam situasi pandemi Covid-19. Saat ini rata-rata kedatangan harian
mencapai 250 orang berasal dari Singapura dan Johor, Malaysia.
Baca juga: Menkes Sebut Tracing Kasus Omicron di SCBD Sedang Dilakukan Tapi Hasilnya Belum Tahu
Berdasarkan analisis ketersedianan tempat tidur karantina terpusat pemerintah maupun hotel di Batam diperlukan 2.750 tempat tidur. Sementara ketersedian tempat tidur sebanyak 2.712 sehingga kurang 38 tempat tidur.
Dengan asumsi pemakaian hotel yang maksimum, masih terdapat kekurangan tempat karantina PPLN.
“Kenyataan di lapangan, kedatangan PMI lebih banyak dibandingkan non-PMI dan keterpakaian hotel tidak sebanyak fasilitas milik pemerintah. Dengan
demikian fasilitas karantina milik pemerintah harus ditambah agar tidak menimbulkan penumpukan,” tutur Fajar.
Baca juga: Rincian Jumlah Pelaku Perjalanan Luar Negeri yang Positif Omicron, Terbanyak dari Turki 20 Orang
Saat ini keterisian tempat tidur karantina terpusat untuk PMI, pelajar dan ASN di Batam mencapai 95 persen. Adapun untuk hotel sebesar 32 persen.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menambahkan, selama periode Desember ditemukan 353 orang positif Covid-19.
“Angka ini naik dua kali lipat lebih dari 168 kasus pada November. Sebagian besar positif saat tes PCR kedua. Ini menunjukkan karantina 10 hari efektif untuk melakukan penyaringan, sehingga penularan lebih luas bisa dicegah.”
Baca juga: WHO Khawatir Penyebaran Varian Omicron dan Delta Picu Tsunami Covid-19
Dari kasus penularan Covid-19 pelaku perjalanan internasional melalui Batam, hasil whole genome squencing (WGF) belum menemukan satupun Varian Omicron.
Menurut Wiku, prioritas mitigasi transmisi jalur laut Batam saat ini adalah memperketat penjagaan perbatasan mengingat banyak PMI dari Malaysia yang ternyata positif Covid19.
“Selain itu, penambahan tempat tidur karantina juga menjadi prioritas pemerintah saat ini demi mengantisipasi peningkatan kedatangan di periode Natal dan Tahun Baru," kata dia.