Telantarkan 71 Pendaki Gunung Rinjani Hingga Diburu TNGR, Guide Kehabisan Uang & Sepakat Berdamai
Edwin mengaku kehabisan uang membayar sisa jasa transportasi bus besar, bus sedang, mobil pikap, porter, guide, dan homestay.
Editor: Dewi Agustina
"Ini laporannya baru masuk semua, itu sudah kita tahu siapa TO (Trekking Organizer), di aplikasi kan sudah kita tahu TO-nya, awal Januari kita akan panggil untuk mempertanggungjawabkan," katanya.
Setelah ditelusuri pendakian tersebut juga merupakan pendakian paket murah. Karena itu, TO akan dipanggil untuk diminta bertanggungjawab.
"Kami tidak ingin kasus seperti itu terulang kembali," katanya.
Sementara ER sampai saat ini masih terus dicari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pihaknya terus mencari keberadaan si pemandu tersebut.
"Itu yang sedang kita buru, kita cari informasinya," katanya.
Dedy menyayangkan, dalam kasus tersebut para korban tidak melaporkan apa yang dialami ke petugas setempat.
Harusnya bisa dilaporkan ke pos TNGR di Sembalun, polisi, atau call center minimal.
Sehingga petugas bisa membantu menyelesaikan masalahnya. Kasusnya baru mereka ketahui dari media sosial.
"Para korban sudah bubar semua, sebagian sudah pulang," katanya.
Menurut Dedy, kasus tersebut harus menjadi pelajaran semua pihak. Jika ada masalah harus segera melaporkan ke petugas pos terdekat, polisi, atau pemerintah desa setempat.
Sehingga cepat mendapat penanganan. Bila tidak melaporkan, tentu akan sulit para korban mendapat bantuan.
Diolah dari artikel yang telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Pengakuan Pemandu yang Telantarkan 71 Pendaki Rinjani, Kehabisan Uang, Gagal Bayar Jasa Open Trip
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.