Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hakim Pengadilan Tinggi Kuatkan Putusan PN, Oknum Polisi Ini Tetap Dihukum Mati

Terdakwa menyetubuhi dan membunuh dua gadis dengan menutup wajah kedua korban menggunakan bantal

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Hakim Pengadilan Tinggi Kuatkan Putusan PN, Oknum Polisi Ini Tetap Dihukum Mati
istimewa
Oknum polisi Polres Belawan Aipda Roni Saputra menjadi tersangka kasus pembunuhan 

Laporan Wartawan Tribun Medan  Gita Nadia Putri br Tarigan

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Majelis Hakim Pengadilan Tinggi (PT) Medan menguatkan putusan pengadilan tingkat pertama yang menjatuhkan vonis Aipda Roni dengan pidana mati.

Putusan Nomor 1977/Pid/2021/PT MDNTanggal 30 Desember 2021 dibacakan oleh Majelis Hakim yang diketuai Wayan Karya, dibantu hakim anggota masing-masing Henry Tarigan dan Krosbin Lumban Gaol.  

"Mengadili, menerima permintaan banding dari penasihat hukum terdakwa dan penuntut umum tersebut.

Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 11 Oktober 2021 Nomor 1554/Pid.B/2021/PN Mdn yang dimintakan banding tersebut," bunyi putusan dilansir tribunmedan.com dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara PN Medan, Rabu (5/1/2022).

Majelis Hakim menilai, Roni terbukti bersalah melakukan pembunuhan sebagaimana diatur dan diancam dalam pasal 340 KUHPidana jo pasal 65 KUHPidana.

Baca juga: PROFIL Etiqah Siti Noorashikeen Mohd Sulong, Finalis Masterchef Malaysia yang Bunuh ART Indonesia

"Menetapkan Terdakwa tetap ditahan," kata hakim.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang diketuai Hendra Utama Sutardodo memvonis Roni dengan pidana mati, vonis tersebut sama dengan tuntutan jaksa Penuntut Umum (JPU) Aisyah.

Dalam dakwaan Jaksa menyebutkan pembunuhan keji yang dilakukan oknum polisi Polres Pelabuhan Belawan, Aipda Roni Syahputra terhadap dua wanita yakni Riska Pitria dan AC terjadi pada bulan Februari lalu.

Warga jalan Mesjid Raya Al-Jihad, Kelurahan Pulo Brayan, Kota Kecamatan Medan Barat itu, melancarkan aksinya karena tertarik dengan korban Riska Pitria sehingga terdakwa membuat suatu rencana untuk berjumpa.

Terdakwa pun memanipulasi sebuah cerita terkait barang titipan korban Riska yang tak sampai dan membuat janji bertemu dengan korban Riska Pitria.

Namun, saat bertemu Riska Pitria membawa seorang teman AC untuk menemaninya.

"Kemudian, saat di perjalanan, terdakwa langsung melancarkan niat jahatnya kepada Riska.

Saat melakukan aksinya, korban sempat melawan, namun terdakwa memukul korban Riska dan menyuruh korban AC untuk diam," jelas Jaksa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas